PROSES PENERBITAN BUKU
OLEH : JOKO IRAWAN MUMPUNI
(DIREKTUR PENERBITAN DI PENERBIT ANDI)
![]() |
JOKO IRAWAN MUMPUNI |
Kuliah
online hari ini akan menampilkan judul; Proses Menerbitkan Buku Ajar. Ada yang
sangat menggembirakan bahwa kuliah hari ini akan di bimbing oleh Bapak Joko
Irawan Mumpuni
(Direktur Penerbitan di
Penerbit Andi Yogyakarta).
Jum'at, 8 Mei 2020
Pukul ; 13.00 s.d. 15.00 WIB)
(Penulis : HAMDANI)
Joko Irawan Mumpuni:"Seorang
penulis harus memiliki motivasi yang kuat untuk menjadi penulis samapai pada
level atas. Proses awalnya adalah penulis yang sudah memiliki naskah sampai ke
pasaran (buku sampai kepada pembaca)".
§ JALUR PENERBITAN
Proses di penerbitan ada
4 hal yang paling utama.
- Penerbit
- Penyalur
- Pembaca
- Penulis
Jika naskah sudah dilayangkan ke penerbit
lalu diterima berdasarkan pertimbangan, maka penerbit akan segera
mengirimkan pemberitahuan kepada penulis bahwa naskahnya akan diterbitkan.
Selanjutnya, penerbit akan meminta soft copy dari naskah tersebut serta foto
kopi dari surat perjanjian kerjasama mereka.
§ PROSES EDITING
§ PROSES NAIK CETAK
Langkah
berikutnya setelah naskah proof itu diperiksa kembali oleh penulis, maka
penerbit menerimanya kembali dan melakukan koreksi atas tulisan yang
dikembalikan lalu dibuatkan film. Film itu selanjutnya dimasukkan ke dalam flat
(alat cetak) sehingga menjadi lembaran-lembaran. Lembaran-lembaran besar itu
kemudian dimasukkan ke dalam mesin lipat hingga akhirnya dibanding.
§ INDIKATOR KETERCAPAIAN
SEBUAH TULISAN
Sebagai indikator ketercapaian seseorang dalam menulis di antaranya adalah :
1.Adanya kepuasan penulis atas karyanya karena
bermanfaat bagi orang lain.
2.Penulis akan memiliki reputasi yang baik
ditingkat penyebaran buku yang dikarangnya, bukan tidak mungkin sampai ke
seluruh Indonesia bahkan mancanegara.
3.Karirnya meningkat.
4.Indikator yang paling besar adalah royalti. Jika
royalti semakin besar berarti penulis buku
tersebut berhasil.
Dalam hal ini penerbit sangat berharap
para penulis mendapatkan royalty sebesar-besarnya, sehingga penerbit juga
mendapatkan untung sebesar-besarnya.
|
Indikator
sebuah buku yang dipandang sukses oleh penerbit adalah buku-buku yang memiliki nilai
keilmuan dan peluang pasar yang besar. Sehingga
penerbit, editorial, bahkan reputasi yang dimaksud hanyalah sepuluh persen
berkontribusi bagi keberhasilan sebuah tulisan. Lantas apakah cirri-ciri dari buku
yang peluang pasarnya besar itu?
§ SISTEM PENILAIAN PENERBITAN
Buku-buku yang akan sukses di pasaran adalah buku-buku populer dari penulis populer. Maka ia akan berada pada kwadran pertama (Kanan atas). Banyak contoh mereka yang berada pada kwadran pertama ini. Buku-buku informatika PGRI misalnya. Pada kwadran kanan bawah. Penulis pemula harus lebih cerdas dalam mencari tema populer walaupun ia berada dalam level penulis belum popular. Tetapi, yang akhirnya ditolak mentah-mentah oleh penerbit adalah sebuah tulisan yang tidak popular dari seorang penulis yang juga ‘tidak popular’. Sehingga tidak ada satupun yang dapat dijadikan nilai jual.
Jika kita bicara
penerbitan, kita tidak terlepas dari bicara tentang oplah (jumlah cetak). Ada
buku yang marketnya sempit tetapi lifecycle pengorbitannya panjang. Dalam hal
ini penerbit tidak akan mengalami kerugian hanya saja pemasarannya menjadi
sedikit tertunda. Buku tersebut akan laku sepanjang masa walaupun tidak
diupdate atau direvisi, seperti buku-buku ilmu murni dan buku pelajaran. Selanjutnya ada buku yang marketnya lebar dan lifecycle-nya juga panjang.
Buku semacam itu setiap saat akan laku dan besar sekali pasarnya.
Ada juga buku yang marketnya lebar
tetapi lifecycle pendek. Seperti contoh buku-buku yang menggambarkan peristiwa-peristiwa
harian, buku-buku yang tergantung dengan perkembangan teknologi, buku
informatika, atau buku computer. itu semua biasanya akan tenggelam dikarenakan terbit lagi buku yang baru tentang tema yang sama. Hal ini akan menimbulkan kerugian bagi penerbit kerena kurangnya peluang pasar.
Untuk mengetahui apakah tema tertentu sedang dibutuh oleh
masyarakat atau tidak? Dari tampilan yang diambil dari google trend di atas,
kita dapat melihat grafiknya. Apakah naik atau atau turun? Atau hanya tetap?
Atau juga tetap tetapi pada level di atas. Bagus, ini menunjukkan bahwa peluang
pasarnya stabil. Jadi sebelum menuis buku, sebaiknya penulis melihat apa yang
sedang hangat dibicarakan di google trend. Amati dan pelajari peluang yang ada.
Apakah peluang itu hanya sebentar atau lama? Misalnya, perbincangan tentang
corona. Apakah pembicaraan tentang hal ini akan berlanjut lama atau tidak? Sehingga
tulisan yang berkaitan dengannya popular dan bisa mendatangkan income bagi kedua belah pihak, penulis
dan penerbit. Yang paling menarik adalah menulis buku pelajaran. Karena buku
pelajaran. Selama kurikulumnya tidak diganti, maka buku tersebut akan tetap
laku.
§ MENYIASATI TREND TOPIK UNTUK DIJADIKAN TULISAN
§ GAYA SELINGKUNG PENERBIT
Ada banyak pertanyaan
terkait Gaya Selingkung Penerbit. Apa itu gaya selingkung? Pada dasarnya ada tiga kelompok komponen yang menentukan gaya
selingkung yaitu perwajahan dan format, pola penulisan, serta kedalaman dan
kerincian penyajian. Ukuran, warna, hiasan, isi, dan tata letak sampul setiap
terbit merupakan kesan pertama yang diamati orang. Format dan tata letak
halaman, tipe dan ukuran huruf, sistem penomoran, organisasi atau pengaturan
isi naskah, jenis kertas, dan faktor penampilan fisik merupakan tolok ukur
kecermatan para penyunting mempertahankan gaya selingkungnya. Kedalaman
dan kerincian data serta informasi, gaya bahasa dan nuansa yang tersirat,
urutan penyuguhan fakta dan argumentasi, serta intensitas pemikiran yang mendasari
penulisan isi berkala, merupakan segi gaya selingkung yang menjamin jati diri
dan mutu. (Pringadi Abdi Surya).
Sekian.
Penerbit Andi tidak pernah menolak gaya selingkung
tertentu. Asalkan gaya penulisan dalam satu naskah itu konsisten. Misalnya, apabila
penulis ingin menggunakan standar American Language Association (ALA), maka ia harus
menerapkannya secara konsisten untuk setiap terbitan. Lalu pada kenyataannya, sering
terdapat para penulis yang mengirimkan naskahnya, tetapi tidak mengindahkan dan
bahkan tidak mengerti dengan hal selingkung ini. Tidak perlu khawatir, para
editor (di penerbit Andi) tidak pernah menolak salah satu gaya selingkung yang dilakukan
oleh penulis dengan kata lain bersedia memperbaikinya.
Penerbit Andi juga mengembangkan program Pro Literasi untuk kepentingan karir penulis. Dalam hal ini, penerbit membebankan pembiayaan penerbitan sebesar sepuluh juta rupiah kepada penulis. Penulis juga tidak berperan dalam pemasaran buku tersebut. Masih ada kemungkinan penerbit akan membantu menjualkan ebooknya. Namun, lagi-lagi jika ditanyakan mengenai royalti, Joko mengisyaratkan tentu tidak bisa memberikan royalti sama dengan buku-buku yang diterbitkan dan dipasarkan secara langsung.
Rangkuman Pertanyaan :
§ § KATEGORI SIFAT DAN GAYA KEPENULISAN
Kelompok menulis ada yang idealis dan industrialis. Penulis
yang idealis adalah penulisan yang tidak terlalu memikirkan finansial. Namun golongan
penulis idealis ini menurut Joko, semulanya adalah dari penulis industrialis juga. Penullis
industrialis adalah kebalikan dari penulis idealis, yaitu penulis yang semata-mata mengharapkan finansial. Ke depannya, Joko berharap kepada para penulis yang ingin menerbitkan bukunya untuk selalu mau bekerjasama dalam banyak hal. Sehingga buku yang
dihasilkan mendapat tempat di hati masyarakat.
Buku yang laku di pasaran, lebih banyak adalah buku yang
memiliki konten ilmu-ilmu dasar, seperti buku-buku pelajaran untuk SD, SLTP,
dan atau pun SLTA. Namun, sering sekali ditemukan para penulis yang berbeda
pemikiran dengan penerbit. Bagi penulis yang sudah memiliki reputasi besar, mereka
merasa harga dirinya sudah tinggi. Mereka lebih senang menulis konten-konten yang tinggi pula. Padahal secara
komersial, konten yang ditulis tersebut belum tentu memiliki keuntungan finansial
bagi kedua belah pihak. Mereka lebih mengutamakan harga diri dan merasa malu
untuk menulis konten-konten yang biasa serta dianggap rendah.
§ PROSES ADMINISTRASI NASKAH DI PENERBITAN
Proses administrasi naskah di
penerbitan menggambarkan perjalanan naskah ke penerbit.. Untuk royalty,
akan diberikan setelah buku diterbitkan
dan diedarkan per enam bulan pertama, kedua, dan seterusnya. Sering pula terjadi pertanyaan oleh para penulis setelah
naskah dikirimkan, mereka lalu menanyakan tentang royalti. Bagaimana mungkin royalty dapat diberikan,
sementara bukunya saja belum diterbitkan. Selanjutnya perihal kapan buku dapat
diterbitkan, ini sangat tergantung pada tren pasar yang membutuhkan. Penerbit
tidak mampu menanggung risiko penumpukan
buku digudang, sehingga berakibat kerugian. Oleh karena itu, demi proses
penerbitan dapat berjalan lancar, Joko Irawan Mumpuni sang Direktur Penerbitan
mengharapkan kerjasama yang baik dengan para penulis yang mengirimkan bukunya
untuk diterbitkan ke penerbit Andi.
§ MODEL KERJASAMA
Berdasarkan
pengalaman yang terjadi di penerbit Andi, setiap bulan naskah yang masuk untuk
dijadikan buku berkisar 400 – 500 naskah. Namun yang diterima hanya 40 – 50 judul.
Ini berarti buku yang diterima untuk diterbitkan hanya berkisar sepuluh persen
saja. Sisanya ditolak dengan alasan buku tersebut didiuga tidak memiliki pasar.
Oleh karena itu, diperlukan kerjasama regululer. Artinya, naskah belum tentu
diterbitkan jika dipandang buku yang akan diterbitkan tidak memiliki pasar. Ini
lain lagi jika penulis secara pribadi ingin menerbitkan buku dengan alasan
bersifat pribadi seperti untuk dijual sendiri atau yang lebih banyak adalah
untuk kenaikan pangkat atayu karir. Hal ini di aminkan oleh Joko dengan
ketentuan kerjasaama pada skema ketiga, yaitu kerjasama perorangan.
Penerbit Andi juga mengembangkan program Pro Literasi untuk kepentingan karir penulis. Dalam hal ini, penerbit membebankan pembiayaan penerbitan sebesar sepuluh juta rupiah kepada penulis. Penulis juga tidak berperan dalam pemasaran buku tersebut. Masih ada kemungkinan penerbit akan membantu menjualkan ebooknya. Namun, lagi-lagi jika ditanyakan mengenai royalti, Joko mengisyaratkan tentu tidak bisa memberikan royalti sama dengan buku-buku yang diterbitkan dan dipasarkan secara langsung.
Terakhir, Joko mengutip ungkapan
dari Imam al-Ghazali; Jika kau bukan anak raja, juga buka anak
ulama besar, maka menulislah.
Terima kasih Bapak Joko Irawan Mumpuni yang telah sudi berbagi
informasi dan pengetahuan terkait Proses Penerbitan Buku di Penerbit Andi. (Hamdani/ uu.hamita@yahoo.com)
Rangkuman Pertanyaan :
Pertanyaan 1
Agnas setiawan, Guru Geografi, Majalengka: Tahun lalu pernah menerbitkan buku ajar SMA secara indie. Jka kembali ingin menerbitkan ke
penerbit mayor apakah isinya harus dirubah atau boleh sama seperti yang
diterbitkan sebelumnya?
Joko Irawan: Kalau buku sudah pernah meiliki ISBN berarti
buku itu sudah legal. Nah, kalau ingin diterbitkan kembali, itu dinamakan CETAK
ULANG dan harus direvisi total agar bisa diterbitkan kembali.
Pertanyaan 2
Syukri, SMAN UNGGUL Dharmaraya
Padang:
1. Seperti apa penulis pemula yang
dilirik oleh penerbit mayor?
2. Seperti apa naskah lengkap itu dan apa saja isinya?
Joko Irawan: Penulis
pemula yang dilirik penerbit mayor adalah
penulis yang punya naskah bagus yang marketeble.Naskah lengkap adalah naskah yang memiliki daftar isi, gambar dalam format JPG dengan resolusi 300dpi, kata pengantar, naskah lengkap, daftar pustaka, dan sinopsis.
Pertanyaan 3
Rita dari Kab. Jembrana Bali: Untuk
tahap sekarang kami masih berada di level penulis yang belum popular;
1. Apa yang dilakukan agar
tulisan bisa diterima di penerbit ANDI?
2. Jenis tulisan seperti apa yang
penerbit ANDI inginkan?
Joko Irawan: Keduanya Populer (thema, nama
penulis) tapi salah satu saja nggak papa. Oleh karena itu, tulislah buku yang
themanya populer dan dibutuhkan masyarakat banyak.Penulis boleh menulis tema apa saja, yang penting laku di pasaran.
Pertanyaan 4
Isminatun, Sukoharjo: Bagaimana
agar tulisan/ naskah bisa diterbitkan oleh Penerbit Andi? Apakah tulisan tentang
kegiatan menulis (kumpulan materi/resume) bisa diterbitkan Andi?
Joko Irawan: Model tulisan berupa resume bisa saja
diterbitkan, tetapi sangat tergantung dari kumpulan tulisan apa dan apakah buku itu akan laku?
Pertanyaan 5
Herlina Dwi Kurnia: Apakah setiap
buku harus dicetak atau cukup pemasarannya secara e-book?
Joko Irawan: Saat ini dua-duanya
perlu, dicetak dan e-book.
Pertanyaan 6
Fatimah S.Si: Bagaimana dengan
nasib naskah naskah yang tidak Lolos saat di nilai?
Joko Irawan: Nasibnya akan tragis
jika penulisnya putus asa. Jangan putus asa, ya! Terus berkomukasi dengan
penerbit manapun agar ada solusi naskah itu tetap terbit.
Pertanyaan 7
Bu Beni, Bojonegoro: Untuk buku
pelajaran Bahasa Inggris, konten apa yang paling laris? Selain syarat harus
sesuai silabus tentunya, terima kasih.
Joko Irawan: TOEF, dan sejenisnya,
atau buku Bahasa Inggris untuk profesi tertentu.
Pertanyaan 8
Agnas: Kontrak saya dengan
penerbit indie tidak dilanjutkan. Andainya saya mau masuk ke penerbit mayor, apakah
nanti di penerbit mayor itu akan melakukan cetak ulang atau harus direvisi
total?
Joko Irawan: Kalau
cetak ulang maka harus ada surat pengakhiran kontrak dengan penerbit lama, jika
revisi total bisa dengan penerbit baru dengan kontrak baru.
Pertanyaan 9
Munandar, Kab. Sumba
Timur: Saya pernah diminta oleh penerbit
melalui teman saya untuk membuat buka bank soal matematika SMP. Sistemnya jual
putus. Jadi, saya hanya mengirimkan softfile-.nya saja dan ternyata tidak
dicetak biodata saya sebagai penulis. Apakah saya dapat mengirimkan draf
itu kembali ke penerbit lain?
Joko Irawan: Selama
tidak ada perjanjian yang mengikat dengan pihak manapun, bisa diterbitkan oleh
penerbit mana saja. Sayang sekali, ya, naskah kok dijual putus. Semoga harganya, layak. ya!
Pertanyaan 10
Andy Muhtadin Beltim-Babel: Seberapa peluang penulis pemula dapat bertahan dalam posisi nol (sangat awam/ baru), Apakah ada tipsnya agar dapat terus menaiki tangga kesuksesan?
Joko Irawan: Jangan
selalu di posisi nol. Dulu, semua penulis hebat mulai dari nol. Yang
membuat mereka berhasil adalah jiwa pantang putus asa dan tidak berhenti menulis.
Bergaullah dengan penerbit sehingga tahu apa yang diinginkan oleh penerbit..
Semangat....👍👍🙏
mantul, mari belajar menulis buku ajar
BalasHapus