Jumat, 05 November 2021

MEMAKNAI PENDIDIKAN KARAKTER DI TENGAH HILANGNYA JATI DIRI BANGSA


MEMAKNAI PENDIDIKAN KARAKTER
DI TENGAH HILANGNYA JATI DIRI BANGSA

BAGIAN 1:

(Belajar memperbaiki kesalahan dari petuah-petuah lama)

BERBUAT BAIK BERPADA-PADA,
BERBUAT JAHAT JANGAN SEKALI.

"Berbuat baik berpada-pada, berbuat jahat jangan sekali". Peribahasa lama ini sudah jarang kita mendengarnya, seiring dengan berubahnya peradaban dan arus negatif dari globalisasi. Banyak orang menyebut bahwa sekarang adalah peradaban modern. Tapi malang, banyak hal positif dari masa sebelumnya turut ditinggalkan. Segala hal yang terkait ketertinggalan mereka sebut kuno, lama atau jadul (jaman dulu). Sungguh disayangkan, banyak orang akhirnya tidak memperdulikan kebermanfaatan dari sebuah pengajaran lama melalui peribahasa.

Sebagai guru di sekolah, saya dapat menilai bahwa fungsi peribahasa sebagai nasihat sudah tidak lagi dipentingkan. Bertambah malang, tidak banyak lagi yang mampu mengulang peribahasa itu, baik dari kalangan sebagian guru, apalagi siswa secara umum. Sementara pada kurikulum sebelum ini, peribahasa bukan hanya sebagai materi ajar di sekolah, namun banyak digunakan dalam percakapan formal dan nonformal.

Apa yang terlihat saat ini, ketika peribahasa atau kalimat berkias tidak lagi digunakan? Ternyata banyak orang yang berbicara lugas (secara terang-terangan), sehingga terdengar sangat tidak berpatutan. Mereka mengabaikan rasa segan silu dalam berucap dan bertingkah laku. Kesadaran untuk mengedepankan keluhuran budi pekerti mulai menipis. Ini pada akhirnya akan melahirkan generasi-generasi tidak mau perduli (acuh tidak acuh, keras, dan suka membangkang. Kita sedang merindukan kesantunan itu sebagai ciri khas adat ketimuran di negeri ini.

Lihat lagi apa yang terjadi saat ini! Adakah kita semua tidak merasakan bahwa komunikasi yang terjalin antara guru dan siswa kita ada yang salah? Siswa tidak santun, bicara dengan meninggikan suara terhadap guru, membuang muka saat dinasihati, atau memintas (menyela) perkataan guru dengan kasar. 

Apakah yang telah hilang di tengah-tengah kita saat kita berramai-ramai berkeinginan melakukan pendidikan anak yang berkarakter? 

Bersambung ...