MENCIPTAKAN
POLA BELAJAR YANG EFEKTIF DARI RUMAH
Apakah yang lebih menarik bagi dunia belajar saat pandemi Covid 19 melanda negerimu bahkan dunia saat ini? Ini saat yang tak pernah dijangkakan sebelumnya oleh manusia, kecuali sudah menjadi ketentuan dan kudrat dari yang Maha Kuasa. Saat ini sekolah ditutup, tempat hiburan ditutup, jalur keluar masuk negara dan kota sampai ke desa juga ditutup. Bahkan tempat ibadah ada pula yang ditutup. Lockdown benar-benar mengubah pola hidup dan kebiasaan seseorang maupun kelompok humanisme di muka bumi ini.
Dalam banyak hal, pendidikan adalah sesuatu yang tidak boleh
berhenti. Ini merupakan pondasi utama demi tegaknya peradaban manusia ke depan. Lalu bagaimana mungkin proses
pembelajaran yang efektif dapat berlangsung sementara physical distancing
diterapkan? Dengan tanggap pemerintah segera
mengambil sikap dan mengubah pola belajar untuk sementara waktu ini. Tidak terkecuali
dari sekolah formal dan nonformal diberlakukan sama untuk belajar di rumah
dengan menyebutnya ‘Dirumahaja’.
Beberapa program yang dimotori oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim adalah solusi bagi keberlangsungan pendidikan di tanah
air. Alhamdulillah, semuanya berjalan dalam ranah pendidikan modern yang
semakin memanfaatkan teknologi informasi dan telekomunikasi secara baik. Kecenderungan
seseorang untuk dapat mengakses internet, termasuk bagian dari pembelajaran itu
sendiri.
Ada slogan berbunyi, “Dunia dalam Genggaman”. Maksudnya,
dengan mengakses internet, seseorang akan lebih mudah dan cepat mendapatkan
informasi dan pengetahuan. Begitulah kemajuan teknologi IT sekarang ini dapat
mengantarkan yang jauh menjadi dekat.
Belajar dari rumah, akhirnya tidak lagi dikatakan sebagai sesuatu yang mustahil dapat dilakukan. Ini telah pula dijalankan dan masih sedang berjalan. Kemudian ada sedikit perbaikan yang dilakukan, itu merupakan hal yang wajar sebagai tindak lanjut dari kerja evaluasi pemerintahan.
Walaupun masih banyak terdapat sisi kelemahan dan dampak negatif yang ditimbulkan dari penggunaan teknologi bidang IT, dalam kaitan ini juga, pembelajaran menggunakan IT tidak mungkin berhenti di tengah jalan. Prinsip
pengembangan ilmu pengetahuan itu adalah agar memudahkan segala bentuk kegiatan
manusia. Oleh karena itu, kita harus
mengambil manfaat sebesar-besarnya dari perkembangan teknologi komunikasi yang ada saat ini.
Dalam hal pembelajaran efektif di masa pandemi ini,
penggunaan android menjadi sarana yang sangat dipertimbangkan. Berbagai kemudahan
yang dimulai dari mencari informasi, melakukan komunikasi dua arah, dan telekonferensi
sudah bisa dilakukan dari rumah. Sehingga tidak ada lagi hambatan bagi kita
untuk melakukan inovasi pendidikan kapan dan di mana saja. Bahkan dengannya
kita juga dapat menggantikan metode pembelajaran yang sudah usang, seperti halnya
metode ceramah yang monoton di dalam kelas. Apalagi, saat sang guru berceramah
di kelas, siswa merasa gerah dengan ruangan yang kurang sirkulasi udara. Sekalipun
bangunannya sudah terbilang baik, namun di banyak sekolah, udara dalam kelas
terasa mulai gerah pada waktu siang hari.
Ada hal yang lebih penting dalam hal menciptakan
pembelajaran yang efektif dari rumah. Kedekatan
orang tua di tengah-tengah keluarga dirasakan paling perlu dan paling utama. Pandemi
Corona di sisi lain telah meninggalkan hikmah yang mengeratkan hubungan dalam
keluarga. Sesuatu yang terlupakan selama ini, orang tua hampir tidak punya
waktu untuk dapat bercengkerama dengan anak-anak. Segalanya lebih besar ditumpukan pada guru dan sekolah sebagai tempatnya
bernaung. Alih-alih para orang tua akan
mendapatkan anak mereka tumbuh dan besar dalam kemandirian, yang ada sebaliknya
anak-anak justru lebih tidak mandiri dan
terbiasa hidup berasingan.
Terlalu banyak problematika yang dialami oleh seorang
pembelajar, tidak sepenuhnya terkait dengan pihak sekolah. Kurangnya pendampingan
orangtua menjadi akar masalah yang paling besar terhadap pembangunan karakter
siswa. Guru hanyalah orang tua kedua setelah ayah dan ibu mereka. Ini berarti
peranan orang tua menduduki posisi utama dalam pembentukan karakter dan
pembinaan akhlak seorang anak. jika dikatakan pembentukan karakter itu
mengalami sebuah proses, maka ini memang harus dilakukan sejak dini atau
setidaknya sekarang.
Beberapa pemerhati pendidikan berbeda pendapat mengenai
pendidikan yang dianggap mereka harus dari jarak dekat. Menurut Doni
Koesoema A; Pendidikan itu seharusnya jarak dekat, bukan jarak jauh seperti
diributkan seperti sekarang. Bila pendidikan itu belajar tentang kehidupan,
maka ia harusnya dekat, sedekat jantung dengan hati, sebagai sumber kehidupan
dan spiritualitas.
Yang
membuat pendidikan itu pendidikan adalah kedekatan guru dan murid. Bukan alat,
metode, atau cara mengajarnya. Maka akan keliru bila di masa covid-19 ini kita
sibuk dengan sarana, tapi lupa tujuan pendidikan, yaitu mendekatkan anak-anak
dengan kehidupan apapun caranya. Sebab dalam hati, di situlah inti kehidupan.
Di mana
hatimu berada, di sanalah hartamu berada. Demikian kata orang bijak. Maka,
alih-alih sibuk dengan sarana, para guru semestinya belajar mengenali isi
hatinya sebab di sanalah harta yang terbaik itu akan ia berikan pada murid.
Namun jika ukurannya jarak dekat yang menjadikan
pendidikan bisa berjalan baik, andil orang tua akan jauh lebih penting dalam
melakukan pendekatan dengan sang anak. Di sinilah hubungan batin akan muncul. Lalu
dapat menumbuhkan kasih sayang dan kepedulian yang tinggi. Ingat, sekarang ini
kita sedang mengalami krisis kepercayaan. Pembenahan sebaiknya tidak alih-alih
diserahkan kepada guru. Orang tua yang yang seharusnya lebih banyak berperanan.
Selanjutnya, secara perlahan guru akan merasa terbantu karena kepedulian orang
tua yang sangat tinggi. Lalu, sarana menjadi satu nilai tambah yang bertujuan
untuk meningkatkan potensi akademik mereka.
Nah, oleh karenanya kita harus mengambil kesempatan
ini untuk memulai dan melakukan perubahan besar dalam pembinaan anak-anak serta
keluarga. Dalam hal ini, kita semuanya harus berbenah. Pembinaan keluarga yang
harmonis tidak diartikan memerintah dan mendikte. Sebaliknya kita semua harus dapat
memberi contoh dan mengajarkan
keteladanan. Sehingga, jika keteladanan telah tertanam di jiwa masing-masing
anggota keluarga, maka akan mudah kita malakukan perubahan dan perbaikan.
Semua orang sangat berharap pandemi ini cepat
berakhir. Namun, rekam jejak pembelajaran online dan Daring mestilah
dipertahankan bahkan harus dicari formulasi yang lebih baik. Sehingga, para pembelajar
tidak lagi kembali berjarak dengan orangtua maupun keluarga mereka.
Hamdani, (Karimun 2 Mei 2020)
mantul peserta nomor 23
BalasHapus