![]() |
Hamdani |
Loa Mei
(Sajak untuk sebuah seremonial)
Loa Mei,
Gadis kecil yang tertatih
Di deru dan debu jalanan negeriku
Terdiam dalam asa menatap langit
yang menyengat kulit
Tampaknya tah kapan kan turun hujan
selain gerah yang masih menyelimuti
dinding dan sudut negeriku yang bertuan
hatinya masih hampa dan bibir kelu mau bicara
Loa Mei
Kau gadis kecil berkulit putih
yang turun ke bumi
dalam pelukan cinta yang membara
Kini merempat di jalanan
terbuang, terlantar, terabaikan
Seribu mata tak peduli memandangmu
Seribu mata hanya berkisah tentangmu
Seribu mata hanya diam dan membisu
Dan seribu mata juga bicara cinta padamu.
Loa Mei
Ada kabar burung apakah kau dengar?
Ada kabar angin apakah kau dengar?
Ada kabar online tentangmu juga,
Apakah kau dengar?
Oh, maaf.
Aku lupa kau tak punya apa-apa
Aku lupa kau bukan siapa-siapa
Aku lupa, tentang duniamu yang di sana
Loa Mei,
Berjalanlah engkau hingga ke ujung duniamu
Walau lelah pantang sekali engkau menyerah
Walaupun resah jangan pernah engkau gelisah
Walaupun perih jangan pula engkau bersedih
Teruslah maju dan engkau harus tetap melangkah
Loa Mei..,Maafkan aku.
Kami yang duduk dalam gegap gempita
Bersorak sorai dalam yel-yel keabadian
Sedang di luar sana kau berteriak dalam
kepedihan
Melambung menguap dalam terik dan kemarau
Hingga kecil suaramu tak kedengaran lagi
Sebentar, kami harus menyelesaikan sedikit lagi
bicara tentang kemanusiaan
Hingga malam larut nanti
Pasti kami kan lupa engkau masih merempat di tengah
jalan.
Hamdani (Karimun, 2 Mei 2020)
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar