Kamis, 14 Mei 2020

SEDIH, TULISAN DITOLAK PENERBIT MAYOR?

MENCARI STRATEGI AGAR TULISAN DITERIMA OLEH PENERBIT MAYOR

Kuliah siang ini adalah perkuliahan paling menarik karena akan diisi langsung oleh Presiden Gruop whatsapp Belajar Menulis, Bapak Wijaya Kusumah atau lebih akrab dipanggil Om Jay. 


(Penulis : HAMDANI)

Super sekali!
Sebenarnya narasumber yang akan menyampaikan materi pada hari ini adalah Bapak Edi Arham yang berhalangan hadir karena ada rapat mendadak. Oleh karena itu, Om Jay dengan tanggap mengambil alih kekosongan penyampaian materi. Kuliah berlangsung dari pukul 13.00-15.00 WIB dengan tema 'Ketika Bukumu di Tolak Penerbit Mayor'.

Tak lupa Om Jay memberi salam hangat dan motivasi setiap mengawali perkuliahan. Ini menjadikan sesuatu yang membesarkan kelas menulis ini. Rendah hatinya telah melahirkan para penulis baru yang selama ini terjebak dalam kegalauan. Om Jay, bagaikan mengangkat mutiara terpendam di dasar lautan. Membangkitkan batang terendam. Mengangkat pamor guru dalam bidang karya tulis. Ia tak pernah jemu siang dan malam melayani dengan para muridnya, guru-guru yang tersebar dari timur dan barat Indonesia. Sebuah pengabdian yang tulus dan mengayomi. Semoga Om Jay senantiasa diberikan kesehatan dan kelapqngan dalam setiap urusan
 Aamiin.


PENOLAKAN ITU ADALAH MOTIVASIKU

"Sedih rasanya bila buku yang kita tulis ditolak oleh penerbit, Om Jay mengawali siarannya siang ini. 

"Saya sendiri pernah merasakannya. Makan tak enak, tidurpun tak nyenyak. Sakitnya tuh di sini! (sambil mengelus dada) hahaha. Lebih baik sakit gigi daripada sakit hati ini, hihihi." candanya lagi.

"Namun perlu Anda ketahui. Saya termasuk orang yang pantang menyerah. Ketika naskah buku saya ditolak para penerbit mayor, saya tidak putus asa. Saya akan menerimanya dengan lapang dada. Saya menerimanya dengan senyuman meskipun terasa pahit.

Berkali kita gagal lekas bangkit dan cari akal. Berkali kita jatuh lekas berdiri jangan mengeluh. Jadilah guru tangguh berhati cahaya. Kegagalan adalah awal dari sukses yang tertunda. Gembirakan dirimu dengan terus belajar kepada orang-orang yang telah sukses menerbitkan bukunya.

Ketika tulisan selesai saya tulis, saya perbaiki tulisan saya, kemudian saya baca kembali. Beberapa teman yang saya percayakan, memberikan masukan kepada tulisan saya. Hasilnya buku saya menjadi lebih baik dari sebelumnya dan lebih enak untuk dibaca. Sakit hati ini terasa terobati.

Ibarat seorang mahasiswa S1 yang skripsinya dipermak habis sama dosen pembimbingnya. Ibarat mahasiswa S2 yang tesisnya ditolak promotornya dan ibarat mahasiswa S3 yang ditolak proposal desertasinya. Saya terus bergiat dan memperbaikinya.

Sekarang saya sangat berterima kasih kepada para penerbit yang sudah menolak buku yang saya susun. Dengan begitu buku yang saya susun menjadi layak jual. Coba kalau seandainya naskah buku saya langsung diterima, pasti banyak yang tidak laku karena isinya kurang menarik hati pembaca. Buku saya terbit tapi tidak banyak pembelinya, karena bukunya tidak menarik hati pembaca.

Saya jadi banyak belajar semenjak buku ditolak penerbit mayor. Saya perbaiki dan terus perbaiki sehingga naskah buku menjadi lebih enak dibaca. Butuh waktu lama mengerjakannya. Saya pantang menyerah. Saya belajar dari penolakan. Saya pergi ke toko buku dan membaca buku-buku best seller. Dari sanalah saya akhirnya tahu rahasia buku mereka laris dibaca pembaca.

Saat itu saya semakin menggebu-gebu semangatnya. Ibarat perahu yang sudah berlayar tentu pantang untuk kembali ke pelabuhan. Jalan terus sampai tujuan walaupun akan banyak ombak besar menghadang. Tidak ada nahkoda ulung yang tidak melalui lautan yang berombak ganas. Justru disitulah keahliannya teruji," panjang lebar Om Jay menjelaskan.

"Ketika bukumu ditolak penerbit, teruslah menulis dan jangan berhenti menulis. Ketika engkau terus menulis, maka tulisanmu akan semakin tajam dan nendang. Pasti tulisanmu akan layak jual. Pasti tulisanmu akan banyak dibaca orang. Aha kuncinya satu mau belajar dan pantang menyerah.

Perbaiki dan terus perbaiki sehingga penerbit mayor mau menerbitkan bukumu tanpa harus keluar uang satu sen pun. Anda pun akan tersenyum ketika royalti bukumu mencapai angka yang fantastis. Puluhan bahkan ratusan juta rupiah kamu dapatkan bila bukumu laku keras. Seperti royalti buku yang diterima oleh Om Jay saat ini."

Separoh berjalan perkuliahan, seseorang menyela Om Jay dengan pertanyaan. Tapi Om Jay menyambutnya dengan senang hati. Tidak seperti biasanya, hari ini Om Jay sengaja tidak menutup group sehingga beberapa teman berlalu lalang menanggapi materi yang disampaikannya. 

MENGAPA TULISAN DITOLAK OLEH PENERBIT MAYOR?

"Mengapa tulisan ditolak oleh penerbit mayor pada dasarnya karena tulisan kita kurang sesuai dengan standart penerbit. Para penulis pemula biasanya begitu menggebu-gebu dan merasa sangat yakin bukunya akan laku. Rasa percaya diri itu dibangun sudah melalui proses terus menerus, dan jatuh bangun. Bagaikan seorang yang belajar bersepeda, awalnya agak susah mengemudikannya. Tapi kalau sudah bisa, mah enak enak saja," (hehehe). Om Jay mengawali jawabannnya.

Kali ini Om Jay sepertinya telah membuka kran pertanyaan. "Silahkan kalau ada yang mau bertanya bisa dituliskan langsung di sini!"

"Bagaimanakah cara menerbitkan buku dari kumpulan resume yang telah kita buat? Lalu ditawarkan kepada siapa? Terima kasih, tanya Isminatun salah seorang anggota kelas menulis.

"Segera kumpulkan resume dari pertemuan pertama sampai terkhir. Gabungkan dalam satu file. Kemudian lihat buku-buku yang sudah diterbitkan oleh penerbit Andi. Selanjutnya, tawarkan tulisan kita padanya." 

Om Jay menyarankan menerbitkan buku ke penerbit Andi Yogyakata karena group belajar menulis yang dibinanya ini sudah banyak menjalin kerjasama dengannya, baik sebagai narasumber atau pun motivator.

Pekerjaan menulis adalah pekerjaan menuju keabadian. kita sudah, mati tapi buku kita abadi. Sebagai contohnya buku karya Buya Hamka.

Pertanyaan sama yang banyak dipertanyakan oleh para peserta kelas menulis. "Sejak mengikuti belajar menulis, tak terasa tulisan terus bertambah namun bingung mau menentukan ke mana arah temanya. Jadi, bagaimana caranya supaya kita tidak ragu untuk bisa menulis sampai terbit buku?" Unih -Subang.

Menjawab pertanyaan ini, Om Jay meminta para penulis pemula fokus pada menulis buku motivasi dan kisah Inspiratif. Menurutnya, buku ini masih banyak peminat dan pembelinya.

Ada pertanyaan yang sangat besar dan jawabannya patut didengar oleh para pembelajar menulis pemula. Terkait bisakah  Om Jay membantu meneruskan ke penerbit tulisan yang telah dibuat? Dengan rendah hati Om Jay bersedia membantu. Beliau menyarankan agar tulisan yang sudah dikumpulkan menjadi sebuah buku (mengikuti prosedur dan kaidah yang benar), lalu kirimkan ke e-mail omjaylabs@gmail.com, yang akan diteruskannya ke penerbit Andi.

Ini contoh buku yang awalnya ditolak oleh penerbit mayor. Beliau tidak putus asa dan terus bersemangat untuk memperbaiki isi bukunya. Alhamdulillah, akhirnya diterima penerbit mayor. Berkat buku ini, ia keliling Indonesia untuk berbagi ilmu PTK.

Terkait pertanyaan menerbitkan buku di penerbit indie. Seorang penanya berkisah kalau ia pernah mengirim buku pelajaran  dengan biaya sendiri tetapi isi materi dan tata letaknya tidak diubah sama sekali, sehingga bukunya tidak menarik. Menurut Om Jay, di penerbit indie kita mengeluarkan biaya, sedanhkan di penerbit mayor kita tinggal terima beres. Bahkan cover dan layoutnya sangat menarik sekali, yang membuat banyak orang yang berminat untuk membelinya.

BEBERAPA BUKU BERKUALITAS BUAH KARYA WIJAYA KUSUMAH YANG LAKU DI PASARAN :

NASIHAT
Karakter penulis itu adalah DISIPLIN, JUJUR, TULUS, IKHLAS dan SABAR (DJTIS)

Berkali kita gagal, lekas bangkit dan cari akal, berkali kita jatuh, lekas berdiri jangan mengeluh, jadilah guru tangguh berhati cahaya.

SURAT TERBUKA
Sebuah surat terbuka ini dinukilkan oleh seorang pembelajar yang mewujudkan impiannya untuk menerbitkan buku setelah banyak mendapat arahan dan bimbingan sari Om Jay (Wijaya Kusumah).

Assalamualaikum, selamat siang Om Jay...
Maaf mengganggu waktunya, saya cuma mau menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Om Jay yang secara tidak langsung telah memberikan motivasi yang luar biasa kepada saya untuk mengungkapkan ide yang dimiliki melalui tulisan.
Berkat motivasi yang senantiasa Om Jay berikan kepada saya dan teman-teman dalam Group menulis, saya memberanikan diri untuk menuangkan ide yang bertahun terpendam menjadi sebuah tulisan yang Alhamdulillah sudah menjadi sebuah buku. Sungguh luar biasa rasanya melihat tulisan kita berwujud sebuah buku, dan lebih luar biasa lagi saat dikirimi foto buku saya yang masih belum ada apa-apanya berada tepat di samping buku seorang penulis terkenal seperti Om Jay. (Agak lebay saya mungkin ya, Om Jay). Tapi, memang seperti inilah yang saya rasa begitu melihat buku pertama saya yang insyaAllah akan saya jadikan awal untuk lebih semangat lagi menghasilkan karya-karya berikutnya.
Sekali lagi terimakasih, Om Jay. Terimakasih untuk motivasinya selama ini. Semoga Om Jay selalu diberi rahmat kesehatan dan kesempatan untuk senantiasa terus berbagi semangat, berbagi ilmu dan berbagi kebaikan untuk semua.

Aamiin ya robbal alamiin, kesuksesan seorang guru adalah bila muridnya bisa lebih pandai dari gurunya.


12 komentar: