Minggu, 31 Mei 2020

SISI LAIN KELAS MENULIS BIMBINGAN WIJAYA KUSUMAH

KELAS BELAJAR MENULIS BARENG OM JAY

(Sisi Lain dari Kelas Menulis Grup WA)
Oleh: Hamdani


WIJAYA KUSUMAH (OM JAY)

MENGAYUN LANGKAH MELENGGANGKAN TANGAN 

Pertama kali mengikuti kelas menulis melalui grup WA yang digagas oleh Wijaya Kusuma (Om Jay) dkk., menjadi sesuatu yang sangat berarti tetapi berat juga. Kuakui ini berat karena statusku yang masih sebagai siswa baru. Aku sangat malu-malu untuk berekspresi. Beberapa kali aku menghapus postingan pertanyaan yang kukirim sebelumnya melalui sang moderator keren itu, yaitu Mr. Bams (Bambang Purwanto).

Demikian pun yang terjadi, aku berharap Mr. Bams tidak curiga kalau aku menjadi orang yang penuh keraguan. Aku masih saja berpikir, Kalau kelas se-kren ini, tidak mungkin diisi oleh orang bingung sepertiku.

Kulihat Mr. Bams begitu gesit meneruskan pertanyaan dari para peserta yang akan ditujukan kepada pemateri. Sebelum pertanyaanku sampai dan dibaca oleh pemateri, aku harus segera menghilangkannya dari dinding whatupp Mr. Bams. Jika itu terjadi, aku pasti tak dapat menyembunyikan wajah karena malu atas pertanyaanku sendiri yang tak bermutu itu. Setelah itu, aku sempat mengirim ulang whatupp dengan menyebutkan bahwa pertanyaanku sudah terwakilkan oleh pertanyaan peserta lain. Syukur saja, aku bisa melewati langkah aman yang pertama ini.

FOTO ILUSTRASI : DARI LAMAN FB IMAM FITRI RAHMADI


Pemateri malam ini adalah seorang yang tak tanggung-tanggung keren dan handal di bidangnya. Beliau adalah Mr. Imam Fitri Rahmadi. Ia berprofesi sebagai dosen di Universaitas Pamulang dan masih melanjutkan perkuliahan S3 di Johannes Kepler Universitรคt Linz Austria (2019-sekarang).

SINGKONG RASA BURGER

Ini bukan belajar biasa, kalau kata Om Jay "singkong rasa burger", ini sudah pasti. Di grup ini, apa pun ‘makanan’ yang terhidang, membuatku menyesal bila tidak mencicipinya. Maksudnya, rugi sekali rasanya jika melewatkan kelas belajar yang sangat bermutu ini. Namun, begitu pun adanya, dari awal hingga akhir pembelajaran berlangsung, aku lebih banyak menyimak saja dari pada ikut berperan aktif menghidupkan kelas. Lumayanlah! Setidaknya aku tidak menjadi orang yang sia-sia walau hanya menjadi pendengar pasif dan setia di kelas ini.

Halo..! Adakah di kelas ini yang mengalami penderitaan yang sama denganku?๐Ÿ˜†๐Ÿ˜†๐Ÿ˜† Keinginan untuk berpartisipasi sangat besar tapi kesempatan kok, terasa kecil. Haha.. maaf, bukan kesempatan yang kecil, tapi tidak lain adalah karena kurang gesit. Ketika ide belum sempat dituangkan, sudah lebih dahulu peserta lain yang lebih agresif menyampaikan pertanyaannya. Kalah cepat dan sedikit telmi (terlambat mikir). Ini sudah biasa kualami. Walau kutahu ini buruk sekali, tapi belum mampu mengubahnya. Hayo.., ada jugakah yang sepertiku? ๐Ÿ˜‰๐Ÿ˜†

FOTO ILUSTRASI : DARI LAMAN FB IMAM FITRI RAHMADI 

Materi kali ini bisa dibilang berat karena peserta dituntut untuk berfikir ilmiah. Ini juga menjadi hal yang sangat penting demi membangun sebuah tulisan yang berbobot, bergengsi, dan diminati.

Oh, ya. Kali ini Om Jay sepertinya tidak main-main. Ada apa, Om? Marah? Oh, tidak. Ini memang kebiasaan dalam group. Beliau mengunci WA Grup agar tidak ada peserta yang berlalu lalang memberi komentar dan mengganggu perjalanan perkuliahan. Ia kemudian meminta seluruh peserta membuatkan resumenya di blog masing-masing dan mengirimnya ke email pribadinya omjaylabs@gmail.com 

Oke, Om Jay. Perintah dilaksanakan.

Materi kali ini seperti kuliah kejar paket. Ya, akhirnya aku harus siap menumpukan perhatian ekstrasuper agar bisa mengerti dan menyambung apa yang dibahas. Mengikuti dengan khidmat materi ‘Dasar Menulis Kata, Kalimat, dan Paragraf’ yang disampaikan oleh Narasumber.

Terima kasih untuk kebaikan semua di dalam group ini.

Dikutip dari catatan pemula di laman FB Uda Dhani (7 April 2020)

Selasa, 26 Mei 2020

MENINGGALKAN BLOG YANG TERBENGKALAI

Meninggalkan blog yang terbengkalai bagaikan meninggalkan rumah yang berantakan.

Beberapa hari ini, aku sudah tidak lagi melihat blog pribadi. Serasa pergi meninggalkan rumah dan membiarkan halaman ditumbuhi ilalang. Kulihat dedaunan kering bertaburan di sana dan sini. Entah mengapa, ada keengganan di hati untuk mulai membersihkannya. 

Semangatku tidak cukup kuat untuk memelihara rumahku sendiri agar tetap berseri. Padahal baru kemarin aku meneriakkan yel-yel pembangkit semangat di dalam hati. Menciptakan rumah idaman tempatku beroleh kebahagiaan. 

Kini, ia menguap seketika bagaikan butiran embun yang hilang dalam hangatnya sinar matahari pagi. Bagaimana aku hendak memulainya? 

Ide merambah tulisan di blog terasa makin memudar. Beberapa potong tulisanku di dalam noteped terbengkalai dan  menunggu jemariku untuk menjamahnya. Ia seperti kebun kekeringan tak disirami. Bagai hewan peliharaan yang tak lagi kuberi makan. Kasihan, kulihat ia kurus sekali, sakit dan tak bertenaga.


Kini aku menemukan tipe kepenulisanku sendiri. Panas hanya sebentar, lalu dingin melempam. Angan melambung tinggi tapi usaha hanya sebatas bicara. Rasa ingin menggapai langit tapi tangan tak lebih dari sedepa. Berperahu tapi tak berpendayung. Hanya angan kosong dan hampa belaka.

Aku bukan seorang penulis yang baik setelah sekian banyak kudengar petuah dari para mentor di kelas tempatku belajar. Aku hanyalah seorang pecundang yang tak mampu bangkit tanpa ada yang membangkitkan. Aku hanyalah anak manja yang selalu minta disuapi tanpa pandai menyuap sendiri. 

Hidangan kini telah tersaji. Ide-ide menulis sudah dalam genggaman. Tapi apa yang kudapat? Hanya khalayan kosong seorang pemimpi di siang bolong. Saat orang sudah terbang jauh mencapai angkasa, sementara aku baru akan menghitung langkah. 

Bisakah aku merealisasikan impian yang lama kupendam? Menjadi penulis sejati bukan karena mengejar nama. Bukan pula untuk berbangga-bangga serta ambisi. Tapi lahir dari hati dan sanubari. Sebagai luahan perasaan yang indah berperi. Atau secuil torehan yang menyadarkanku pada sebuah kebenaran. Agar aku tahu arti berendah diri dan menghargai. Karena setiap yang kuhasilkan adalah anugerah yang tak terperi, sebagai kebaikan dari Ilahi.

Tips dan trik menggiatkan semangat menulis di blog saat mood mulai menurun:

1. Niatkan dalam hati bahwa menulis adalah ibadah. Kunci sukses berawal dari sebuah niat yang kuat. Saat menulis kita niatkan sebagai ibadah, kita akan beroleh kepuasan karena telah melakukan suatu kebaikan. Ingat! Tak ada yang sia-sia dari tulisan Anda, selagi isinya bermanfaat dan memberikan kebaikan untuk orang lain.

2. Tulis ide apa saja yang muncul untuk dijadikan bakal tulisan. Ide itu tidak setiap saat muncul dipikiran kita. Bisa jadi, ide tulisan itu tiva-tiba lenyap dari pikiran kita.Setiap kali ide muncul, bangunlah untuk segera menuliskannya di buku catatan atau melalui aplikasi notepad di ponsel Anda. Tulis sebisanya  dalam sepenggal atau lebih menjadi beberapa paragraf atau. Lalu abaikan tulisan tersebut untuk sementara waktu jika Anda kehilangan alurnya atau  mood dalam melanjutkan  tulisan. Begitu Anda memiliki waktu luang, gunakan ujung jari Anda mengklik notepad meneruskan tulisan yang masih terbengkalai.

3. Jadikan motivasi menulis di blog sebagai ajang berbagi ilmu dan tempat bersilaturrahim. Jika Anda kurang memiliki waktu untuk dapat berbagi dan berinteraksi, maka Anda masih bisa menjadi teman atau sahabat yang baik bagi banyak orang, dengan hanya menuliskan sebuah ide/ tulisan di blog. Berjuta-juta rakyat Indonesia, suatu saat pasti akan ada yang mendatangi blog Anda.

4. Bayangkan Anda harus segera mencicil pembiayaan rumah Anda. Sebagai seorang yang tidak memiliki modal besar dan berniat ingin segera memiliki rumah idaman atas usaha dan kerja kerasnya, ia pasti akan mengangsurnya sedikit demi sedikit membiayai finansial (keuangan) untuk membangunnya. Samalah hakekatnya dengan menyicil tulisan. Setiap hari tulisan kita harus ada progres. Menyambung tulisan apa saja asal kena dan sesuai dengan mood kita. Ingat, dari yang sedikit lalu menjadi banyak. 'Sedikit-sedikit, lama-lama jadi bukit' 

Segera membangun blog Anda. Di sebanyak kekurangan Anda, ternyata Anda tidak sendiri. Sekian banyak orang sukses, mereka mengalami hal yang sama buruknya dengan Anda sebelum ini. Buang semua pikiran negatif, munculkan pikiran positif. 

Menulis itu suatu ibadah, menulis menyehatkan pikiran, dan menulis menghasilkan kepuasan. 

Selamat menulis!

Hamdani

Jumat, 22 Mei 2020

TVUPI TELEVISI PENDIDIKAN BERBASIS DIGITAL


Saat handphone ada di tangan Anda, yakinlah Anda sedang menggenggam dunia. Lalu, Anda akan melesat jauh dari tempat Anda duduk dan berdiri, menggapai kesuksesan dalam sekejap. 

Membuat Siaran Televisi Pendidikan 
Melalui Aplikasi di Handphone

Narasumber:

Prof. Dr. Deni Darmawan, M.Si, MCE. 
(Kepala Humas UPI)



Siang ini materi baru tentang membuat siaran televisi pendidikan lewat aplikasi di HP. Materi ini akan disampaikan oleh Prof Deni Darmawan. Beliau adalah Kepala Humas Universita Pendidikan Indonesia yang berada di Bandung Jawa Barat. 

Belum lama ini, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) telah meluncurkan chanel pertelevisian gaya baru yang berbasis digital, yaitu TVUPI. TVUPI diperuntukkan bagi masyarakat luas yang ingin berpartisipasi dalam memberikan tayangan yang bertema pendidikan. 

Program siaran televise yang selama ini kita tonton, sebenarnya dapat kita produksi melalui kamera yang sudah kita set up atau instalkan sebelumnya di handphone. Untuk dapat membuat siaran, terlebih dahulu peliput melakukan reques kepada  http://humas.upi.edu/upi-tv/ berkaitan di apa dan di mana liputan dilakukan. Selanjutnya, peliput tinggal mengarahkan kamera kepada objek yang akan diliput secara life tersebut.
Namun demikian, untuk dapat mengirimkan dan memasukkan program siaran perlu di set up terlebih dahulu aplikasi encoder LCJ – TVUPI. Aplikasi ini akan diberikan kepada penggunan secara gratis oleh TVUPI. Berikut tutorial men-set up encoder LCJ – TVUPI :















Penayangan tidak dapat dilakukan bersamaan secara life. Oleh karena itu, sangat penting untuk melakukan reques  terlebih dahulu agar tidak terjadi bentrok penyiaran. andainya tidak dapat dilakukan secara life, pihak TVUPI akan menyiarkan siaran tunda dari hasil sutting yang direkam oleh peliput. 

Dalam teknis peliputan, seseorang atau kelompok di masyarakat sudah bisa melakukan shooting sendiri tanpa harus dibantu oleh kru-kru dari pihak pertelevisian TVUPI. sebagaimana lazimnya sebuah peliputan itu biasanya dibantu oleh para kru yang bekerja sebagai  kameraman, pembawa acara, narator, direktor, dan narasumber. Dengan teknologi ini, semuanya dapat dilakukan sendiri dengan hanya mengaktifkan aplikasi LCJ TVUPI. Untuk itu,Profesor Deni sangat mengharapkan teknologi ini dapat dimanfaatkan oleh para guru saat ingin menyumbangkan program-program atau siaran pendidikan lain, misalnya bimbingan belajar di kelas, kegiatan ekstrakurikuler, dan lain sebagainya. 

Tiga fungsi perfileman  kini ada di dalam handphone para peliput. Secara bersamaan narasumber langsung merangkap sebagai kameraman, dan director. Hal ini tentu sangat membantu para pendidik dalam berinovasi di bidangnya. tanpa harus mengeluarkan tenaga yang besar dan biaya yang mahal.

Ketua PB PGRI (Prof. Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd.) menyambut baik dan mengucapkan selamat dan sukses atas launchingnya TVUPI ini. 



Kamis, 21 Mei 2020

MENGANTAR RAMADHAN KEMBALI PULANG

REKLEKSI PELEPASAN RAMADHAN
Oleh: Mochammad Nasrudin, S.Psi. (Monas) 
Konsultan Psikologi dan Agama Islam - Karimun - Kepri


Mochammad Nasrudin, S.Psi.

MAUKAH ANDA MENJADI PENGANTAR RAMADHAN KEMBALI PULANG?


Kalau ada tamu penting dari jauh datang ke rumah kita, lalu mereka hendak pamit pulang, bagaimanakah sikap Anda? Sikap pertama, apakah Anda akan melepaskannya biasa-biasa saja? Melepaskannya dari rumah kita dengan sikap datar, cemberut, marah, atau malas? Ataukah Anda akan memilih sikap kedua, yakni kita akan melepaskannya dengan perasaan sukacita, dan  kehilangan? Sehingga kita akan mengantarkan tamu istimewa tersebut, tidak hanya cukup dari rumah saja. Namun, kita akan mengantarkannya  hingga ke pelabuhan atau ke bandara sekalipun. Ini kita lakukan karena ia adalah sangat istimewa bagi kita.



Jika sikap pertama yang Anda tunjukkan, tentu saja tamu tersebut tidaklah istimewa bagi Anda. Tidak berkesan dalam hidup Anda. Bahkan cenderung membebani diri Anda. Sehingga Anda tidak melepaskannya secara istimewa. Anda hanya akan mengantarkannya dari pintu rumah saja, tanpa merasakan ada sesuatu yang istimewa darinya. Bahkansangat jauh bila Anda  akan meluangkan waktu khusus baginya, demi mengantarkannya kembali.



Sebaliknya, jika Anda memilih sikap kedua, tentu saja tamu ini benar benar istimewa bagi Anda. Anda tidak cukup mengantar dari pintu rumah dengan perasaan biasa-biasa saja,. Namun, Anda akan mengantarkannya dengan perasaan istimewa. Meluangkan waktu khusus untuk dapat mengantarkannya hingga ke pelabuhan atau ke bandara karena begitu istimewanya tamu ini bagi Anda. Tidak  cukup Anda mengantarkannya dengan sikap terbaik dan terhormat, Anda juga akan larut dalam kesedihan. Bahkan Anda akan memeluknya erat seakan tidak mau melepaskannya dengan mudah.



Kedua pilihan sikap dari pertanyaan di atas yang saya pertanyakan kepada Anda, karena saya ingin Anda dan saya pribadi merefleksikan ilustrasi di atas terhadap bulan Ramadhan yang akan berlalu dari hidup kita. Ramadhan akan berpamitan sebentar lagi, tentu sikap kita akan tergambar dari dua sikap di atas.



Jika Ramadhan kita anggap istiwewa, tentu kita tidak akan melepaskannya dengan perasaan datar dan biasa biasa saja. Kita tidak akan melepaskannya sebagaimana mengiringi kepergian orang yang kita sayangi. Janganlah kita melepaskannya dengan perasaan acuh padanya. Bagaimana seseorang menghargainya, hal ini akan terlihat saat ia melepaskan kepergiannya. Ramadhan hendak berlalu, namun kita sibuk dengan urusan dunia lainnya, sibuk ngurusi kue, sibuk ngurusi baju baru, dan sibuk dengan persiapan lebaran lainnya secara berlebihan. Sehingga hati kita tidak ada ta'dhim secara khusus untuk melepaskan Ramadhan yang istimewa ini.



Ramadhan mau berlalu dan berpamitan. Mari sejenak kita meluangkan waktu demi menghormatinya. Bukan malah kita acuh dan terus sibuk dengan urusan kita masing-masing, tetapi kita akan  mengantarkan kepergian dari sesuatu yang telah mendatangkan rahmat dan kasih sayang-Nya. Mari kita mengantarkannya dengan perasaan yang teristimewa. Yaitu dengan beribadah secara khusus, menangis di tengah malam hingga menjelang kepergiannya di sore, esok hari. Hadirkan perasaan sedih dan haru kita tidak mau berpisah dengannya. Kita tunjukkan dengan beribadah super intens kepada Allah. Entah kan kita dapat bertemu lagi dengannya di tahun mendatang?

Apalagi dengan adanya ujian pandemi dari mewabahnya virus Covi-19 (Corona) yang merupakan rahmat bagi orang beriman ini, harusnya membuat kita tidak lagi berpikir terlalu duniawi, untuk sibuk ngurusi kue dan baju lebaran, namun kondisi seperti ini harusnya dapat menolong kita untuk sedikit lebih condong ke Allah daripada condong dengan urusan  duniawi seperti masa masa sebelumnya.


Semoga catatan renungan saya ini bisa menjadi refleksi bagi kita bersama untuk melepaskan Ramadhan dengan perasaan khusus dan ibadah lebih intensif sebagaimana yang dicontohkan para ulama salafussholeh terdahulu. Karena saat ini langit, bumi, dan para malaikat sedang menangis karena berpisah dengan Ramadhan, akankah kita akan ikut menangis melepaskan ramadhan yang istimewa ini. Minimal jika kita belum tersentuh untuk melepas kepergian ramadhan. Minimal kita siapkanlah waktu khusus kita dengan ibadah terbaik untuk melepaskannya.



Selamat hari raya 'Idul Fitri. Mohon maaf lahir dan batin. Semoga kita akan kembali ke 'Idul Fitri dengan kebersihan hati dan dosa dosa yang terampuni. Amin ya Rabbal 'aalamiin.



Mochamad Nasrudin sekeluarga๐Ÿ˜ญ๐Ÿ˜ญ๐Ÿ˜ญ๐Ÿ™๐Ÿ™๐Ÿ™๐Ÿ™

MENDOKUMENTASIKAN SEMUA KEGIATAN DI BLOG

KULIAH GROUP MENULIS WHATSAPP PGRI

MENDOKUMENTASIKAN SEMUA KEGIATAN DI BLOG

PEMATERI: 
DEDI DWITAGAMA



Sebelum perkuliahan dimulai, ada pertanyaan yang menggelitik dari seorang pembelajar tentang siapa narasumber yang memberikan perkuliahan pada hari ini.  “Kok, mirip wajahnya dengan narasumber sebelumnya?” Ternyata benar, Dedi Dwitagama adalah kakak adik dengan Agus Sampurno (narasumber yang memberikan materi Kiat Menjadikan Blog Banyak Pengunjung) https://cikgudhani.blogspot.com/2020/05/menelisik-gaya-menulis-dahlan-iskan.html

Dalam momen perkenalan, Dedi Dwitagama menyuguhkan biodata dan beberapa aktivitas pribadinya melalui link berikut:

Apa itu Blog? Secara sederhana blog seperti diary atau catatan harian yang diunggah ke internet dan bisa dinikmati oleh orang sedunia --- Dedi mulai ngeblog tahun 2005 di http://dwitagama.blogspot.com

Mulanya ia mendokumentasikan semua kegiatan di kelas, di sekolah, di luar sekolah dan hobinya di bidang fotografi. Tapi ia merasakan tidak puas dengan tulisannya yang bercampur aduk itu. “Rasanya seperti nano-nano,” ungkapnya. Kemudian ia memutuskan untuk hijrah ke wordpress.
Mulai tahun 2007 barulah ia memulai mendokumentasikan ide-ide tentang pendidikan dan kegiatan sekolah. Baca  http://dedidwitagama.wordpress.com

Usahanya tidak sia-sia,  sehingga mendatangkan hasil. Baca http://trainerkita.wordpress.com
Sebuah hasil karya hunting foto didokumentasikannya di http://fotodedi.wordpress.com
Semua blog itu masih aktif hingga kini,   berikut potingan terakhirnya

Beliau ikut posting artikel di blog keroyokkan kompasiana.com,

Apa manfaat ngeblog? yang paling utama adalah merubah pola fikir sebagai KONSUMEN TULISAN menjadi PRODUSEN TULISAN, jika dulu hanya menikmati kerja keras orang lain, tetapi kini tulisannya banyak dinikmati orang lain. Dalam seminggu blog Dedi, http://trainerkita.wordpress.com pernah dikunjungi lebh dari 2.000 pembaca, sehari rata-rata sekitar 300 pembaca.

Dokumentasi yang ditulisnya di  https://trainerkita.wordpress.com membuat ia sering ditemukan oleh Even Organizer yang sedang mencari pembicara dan mendatangkan rejeki keliling Indonesia.

Pada bulan November 2019, Ia pernah mendapat undangan kehormatan untuk mengadakan sharing pemantapan teknologi digital di hadapan guru-guru SMA se-Indonesia yang sedang berkumpul di IPB University Bogor Lihat https://trainerkita.wordpress.com/2019/11/07/pesta-sains-nasional-ipb-university-guru-kreatif-inovatif-di-era-digital

Dari blog itu juga, Dedi Dwitagama akhirnya wara-wiri berbagi ilmu ke seluruh Indonesia. Alhamdulillah, rezeki yang datang dari Allah.  Pernah dalam setahun, ia hadir di 181 forum seminar, diskusi, dan sebagainya. https://trainerkita.wordpress.com/about/

Merawat blog: persis seperti merawat cinta kasih, merawat tanaman, hewan, dan sebagainya. Harus sering dikunjungi, disiram dengan artikel, dijawab balik komentar pembaca, kalau sedang kering ide, lihat" blog orang lain, biasanya muncul ide, ... tulis deh.

Jjika sedang banyak ide, tulis sekaligus ke dalam beberapa artikel. Setiap artikelnya tak perlu terlalu banyak. Cukup dua atau tiga alinea lalu lengkapi dengan foto atau video. Setelah itu,  Posting tulisan secara terjadwal, misalnya  seminggu sekali. Sebulan Anda akan menghasilkan sekurangnya empat artikel.


Kunjungan blog Dedi Dwitagama per hari ini, Rabu, 20 Mei 2020 lebih dari 200 pemirsa ... mampir ke blognya. Ia memotivasi dengan menulis komentar di blognya agar bisa berkunjung balik ke blog pemirsa.

Biarkan pengunjung meninggalkan komentar agar kita mengetahui sejauh mana ketertarikan pembaca terhadap konten yang kita hasilkan. Jangan berfikir negatif, apakah postingan yang kita tulis bakal jadi menarik dan banyak yang baca atau tidak? Tulis saja apa yang ingin ditulis, selanjutnya biarkan pembaca sendiri yang menemukan tulisan kita.


Ini ada pengalaman unik Dedi. Ia sering berfikir tentan perayaan hari Kartini di sekolah selama puluhan tahun sejak dari ia jadi murid hingga kini menjadi seorang guru.  Mengapa perayaan Hari Kartini diperingati dengan kontes busana daerah? Padahal Kartini jadi pahlawan bukan karena pakaian daerah, tetapi karena sering menuliskan surat berisi ide-ide pemikiran dia yang membuat dunia kagum untuk zamannya.

Postingan itu ditulisnya sejak tahun 2017 dan ternyata hits banget dan dibaca lebih dari 7.000 kali. Padahal, ide itu ia tuliskan itu pada bulan November. Ide itu muncul dan mengalir begitu saja. Kegiatan sambilan ini ia lakukan di saat tidak ada jam pelajaran di kelas dan menunggu waktu pulang.

Tuliskan saja apa yang ada di sekolah!
Sertakan foto dan video sebagai promosi sekolah Anda.

Sekarang ini kita bisa menulis blog hanya dengan menggunakan HP android sambil menunggu anak saya di parkiran sekolah atau sambilan lainnya. Tulis artikel tentang apa saja yang terlintas di pikiran saat itu. Dua atau tiga alinea disertakan foto atau video ... Upload! jadi, deh.
Dedi Dwitagama memberikan contoh saat ia berinteraksi dengan muridnya  melalui home learning yang telah  dokumentasikannya.

Menjawab atas pertanyaan salah seorang anggota pembelajar mengenai kebiasaan apa dari pembaca yang melakukan pencarian di mesin telusur google. Apakah JUDUL ARTIKEL atau NAMA PENULIS BLOG? Ia menjawab berdasarkan pengamatan, yaitu lebih banyak yang dicari adalah konten yang ingin dibaca ... Jadi, kalau mau blog dikunjungi banyak pembaca, mulailah menulis hal-hal yang menurut dirasa banyak dibutuhkan orang saat ini. Gunakan judul yang menarik perhatian, maka bolg akan rame deh.

Dedi kembali mengajarkan tentang bagaimana blog akan ramai dengan komentar, ia menyarankan agar para bogger melakukan walking blog, yaitu berkunjung serta mengomentari blog teman. Secara etika kita harus membalas komentar di blog orang lain yang memberi komentar di blog kita, happy deh.

Blog itu mempunyai karakter dan keunggulan masing-masing. Blogspot itu generasi blog terdahulu, wordpress lebih baru dan biasanya teknologi terbaru memiliki banyak keunggulan, kompasiana itu pembacanya luar biasa. Mereka adalah perwakilan orang indonesia di seluruh dunia yang gemar menulis dan membaca. Jadi, seru aja jika menulis di kompasiana, lebih menantang... Blog kita bisa diisi dengan berbagai hal yang menarik. Supaya tulisan lebih menarik jangan lupa sertakan foto atau video. Berbeda dengan instagram yang lebih meng-ekspose foto.  Captionnya hanya cukup seperluny. Lain lagi kalau youtube. Hal ini lebih menuntut kemampuan narasi lewat adegan visual. Feel-nya bedaantara satu dengan lainnya. “Ada keseruan sendiri,” uangkap Dedi.

Nah, podcast lebih menantang lagi. Dedi menyampaikan  bagaimana mudahnya bercerita tentang apa saja yang dapat memenuhi kebutuhan para pendengar.  Karena cuma audio podcast bisa dinikmati sambil mengerjakan apa saja dan dimana saja.  Lalu, ia menganjurkan para pembelajar untuk menpunyai podcast sendiri, agarbisa eksis di podcast.

Sambil memberikan perkuliahan, Dedi memberitahukan jika ia baru saja memberi komentar di blog murid-muridnya di kompasiana sebagai tugas home learning, mempromosikan sekolah,. Lihat https://www.kompasiana.com/fadila99982/5ec4c74d097f367a7253baf3/apa-saja-sih-jurusan-yang-ada-di-smkn-50-jakarta

Dedi Dwitagama juga menugaskan siswa baru di SMKN 50 Jakarta untuk mempromosikan foto-foto keunggulan sekolah dan keakraban mereka dengan senior dan guru-guru baru mereka di instagram. Setiap murid harus posting 100 foto.  Coba deh, search #SMKN50JAKARTA di instagam, itu hasil tugas paksa agar murid menggunakan gadget untuk kebaikan.

Pertanyaan kembali diajukan oleh salah seorang anggota, apakah boleh judul tulisan di blog dibuat aneh? Misal judulnya Mr. X telah meninggal... Tapi ketika dibaca tulisannya ternyata dia hanya meninggalkan rumah untuk beberapa hari saja. Ada pula ditemukan antara judul dan isi malah berbeda.

“Menanggapi hal ini, Dedi mengatakan sebenarnya boleh saja, itu kan blog kita. Ya, suka-suka kita mau bikin judul apa. Tetapi coba aja bayangkan saat diri kita sebagai pembaca blog orang lain. Lalu menemukan judul tertentu dan beda isinya ... Gimana rasanya .... Nah, rasa empati bisa jadi kontrol dalam memproduksi tulisan,” begitu menurut Dedi.

Di sela-sela pemateri memberikan ceramahnya, moderator, kali ini giliran Bu Fatimah (dari : Aceh) mengalihkan perhatian dengan mengatakan para pembelajar sedang terhanyut mengikuti Pak Dedi menyampaikan materi. Spontan beliau tersenyum membacanya. Ia menambahkan, dengan memanfaatkan waktu yang diberi Allah, akan lebih berguna daripada ngeggosip dan bikin ribut tetangga. Mending nulis dan bikin buku, dapat duit. (hahahaha ...) Ia menyinggung tentang karirnya yang sekarang kembali menjadi guru lagi karena masa jabatan dua periode sebagai kepala sekolah telah berakhir.

Dedi kembali membagikan link https://fotodedi.wordpress.com/2008/07/01/ayam-aduan-toraja/ untuk mencairkan suasana. Ada seorang anggota group dari Tana Toraja yang memancing kehangatan dari sebuah pertemanan. Ia lalu mengingatkan betapa nikmatnya kopi khas Tana Toraja saat berkunjung ke sana.

ini dokumentasi kunjungan Dedi di Tana Toraja. “Luar biasa sekali daerah itu!” ungkapnya https://fotodedi.wordpress.com/?s=toraja

Bisa juga saat sedang marah, Dedi membuat tulisan yang didokumnenkan dan diunggahnya ke https://dedidwitagama.wordpress.com/?s=nafsu+tkd

Menurutnya lagi, blog itu bisa jadi tempat mendokumentasikan apa saja. Sebagai cara meninggalkan jejak, mempraktikkan pribahasa ‘gajah mati meninggalkan gading harimau mati meninggalkan belang’. “Kalo guru mati…?” Bertanyanya bercanda.

Terhadap pertanyaan seorang anggota pembelajar lainnya, mengenai tulisannya yang paling banyak viewersnya, yaitu tentang media. Sampai sekarang tiap hari masih bertambah yang melihat, sedang tulisan lain stagnan (tidak berubah). Sebaiknya tips apa agar blog banyak pengunjungnya?

Dedi menjawab, jika kita ingin memberi kepuasan kepada viewers, tetaplah memproduksi tulisan-tulisan berkaitan hal yang sama dengan konten yang pernah banyak pengunjungnya itu. Tetapi, saat orang mulai bosan dengan tema itu, tulisan kita akan ditinggalkan. Tetaplah  menulis sesuai passion diri kita sendiri. Mungkin itu tidak bernilai saat ini. Namun, bisa jadi untuk sekian tahun ke depan dibutuhkan orang.

Ada pertanyaan yang sangat penting, ketika tulisan yang dimuat di suatu blog X.... kemudian isi dari situs itu dibagikannya lagi ke FB.. Beberapa jam kemudian tulisan tersebut menjadi hilang (tertulis melanggar ketentuan...).  Apa yang menjadi peyebabnya?

Menurut Dedi, jika posting di blog wordpress kayanya tak akan hilang, karena kontrolnya tak terlalu ketat, namun jika dimuat di kompasiana atau di FB, bisa jadi postingan itu akan hilang.  Karena ada redaktue yang bekerja mengamati isi tulisan. Mereka memiliki sistem yang dapat mendeteksi tulisan hasil kopi paste. Pasti akan ketahuan dan dihapus. Syaratnya jika ada kopian,  tak lebih dari 25 persen artikel.

Harus berhati-hati juga jika membuat tulisan di blog.  Jangan menulis nama, lokasi, organisasi  dan lain sebagainya yang bisa membuat kita terkena pasal  pencemaran nama baik.

Menanggapi adanya kecemasan dari para pembelajar di group menulis ini mengenai terjaring UU-KPE, Dedi kembali mengajak untuk berlaku cerdas. Dalam menulis di internet, ia menggunakan gaya menulis fiksi atau negeri paman besut untuk mengungkap keresahan tanpa menyebut nama tokoh. Ini mengganti dengan nama tokoh lain. Intinya, kita akan tetap bisa mengungkap keresahan dan tetap aman. Ini artikelnya :


Menjelang beberapa jam kemudian, blog Dedi Dwitagama hampir menembus 300 pengunjung.

Hingga sesi terakhir, Dedi menyimpulkan bahwa menulis di blog adalah salah satu alternatif di era digital yang mudah dikerjakan oleh setiap orang. Karena bisa jadi penanda atau jejak kehidupan kita. Ketika tulisan kita bermanfaat buat orang lain, maka pahalanya bakal terus mengalir walau kita sudah tiada.  Karena sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat buat sesama. Beliau pun mengucapkan terima kasih atas kunjungan ke blognya. Beliau juga mengizinkan bagi para pembelajar yang memiliki pertanyaan atau kesulitan saat mengelola blog, untuk langsung japri padanya. Semoga saya bisa membantu ... “stay safe ya teman", semoga kita bisa jumpa di darat pada kondise sehat dan bugar.

Sekian

Selasa, 19 Mei 2020

MEMBUAT BLOG MENJADI BANYAK PENGUNJUNG




MEMBUAT BLOG MENJADI BANYAK PENGUNJUNG 
DENGAN CARA MENELISIK GAYA MENULIS DAHLAN ISKAN
SANG MAHA GURU BLOGGER INDONESIA

OLEH : AGUS SAMPURNO

PENULIS : HAMDANI



AGUS SAMPURNO, Pemateri pada kuliah Online Group Whatsapp Menulis PGRI kali ini. Beliau yang juga aktif memantau group, saat ini bekerja di PSF SDO Jakarta. Kelihaiannya memancing keingintahuan banyak orang tentang judul perkuliahan Group  ‘Membuat Blog Menjadi Banyak Pengunjung’, menjadikan perkuliahan hari ini menjadi lebih menarik. Awalnya, sebuah judul umum yang diberikan Bapak Wijaya Kusumah (Om Jay), disetir olehnya dengan membelokkan perhatian para pembelajar untuk menelisik GAYA MENULIS DAHLAN ISKAN. 




Benar saja, semua perhatian terfokus dengan ajakannya. Ini sebuah pembahasan yang sangat menarik terkait BELAJAR MENULIS. Siapa yang tak kenal Dahlan Iskan? Mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) periode 2011-2014. Ia dikenal sebagai menteri yang unik dan controversial.


https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwijjLO1osHpAhUO7nMBHTHECFQQFjABegQIARAB&url=https%3A%2F%2Fkabar24.bisnis.com%2Fread%2F20130718%2F15%2F151599%2Fjavascript&usg=AOvVaw2NGibhUF0QLkcYJcLz4ifT

Tapi jangan salah terkait Dahlan Iskan. Sederet panjang kelebihan beliau di berbagai bidang telah membuntutinya di balik nama besarnya itu. Prof. Dr.(H.C.) Dahlan Iskan adalah mantan CEO surat kabarJawa Pos dan Jawa Pos Group yang bermarkas di Surabaya. Pada tanggal 19 Oktober 2011, berkaitan dengan reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu II, Dahlan Iskan diangkat sebagai Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara menggantikan Mustafa Abu Bakar.


Agus Sampurno, Master Trainer Sertifikasi BNSP (2018), lebih dahulu menyajikan sebuah artikel untuk dibaca oleh para pembelajar.  Ia menyodorkan sebuah artikel berjudul Satu Pilot tulisan Dahlan Iskan yang kerap di panggil Abah.


Setelah memberi waktu agar para pembelajar membaca dengan cermat gaya menulis Dahlan Iskan, Agus pun mulai mengajak berdiskusi. Dengan semangat pula para pembelajar menyimak dan memberikan tanggapan serta berargumen menjawaban pertanyaan terkait tulisan itu.

Baca lalu perhatikan cara beliau menulis!

Apa yang menarik dari tulisan Pak Dahlan Iskan? Ternyata, Pak Bos (Dahlan Iskan) selalu menggunakan kalimat-kalimat singkat dalam tulisannya. Ini bertujuan agar musah dipahami. Kemudian beliau  menentukan poin penting dari tulisannya, agar mata pembaca bisa langsung fokus. Jangan memperpanjang pengantar jika itu tidak penting. Begitu pula pada pemilihan diksi/ kata yang mudah dimengerti. Pada tulisan tertentu, tulisan dapat disertai dengan grafik dan statistik agar materi dapat tersampaikan dengan lebih detail.

Agus Sampuno menambahkan, untuk memancing keingintahuan pembaca, sebaiknya bagian tulisan itu ditebalkan.  Ini bertujuan agar pembaca penasaran ingin membacanya. Begitu pula paragraf-paragraf yang sederhana (pendek) akan memudahkan para pembaca berselancar mengikuti alur tulisan tersebut.

Beberapa perbaikan (menyunting) tulisan perlu dilakukan oleh penulis untuk mendapatkan tulisan yang baik dan efektif. Sehingga tidak bertele-tele atau berbelit-belit. Tidak pula menimbulkan makna ganda (ambigu), serta memperoleh kalimat yang menggunakan bahasa baku (baik dan benar).

Empat proses saat melakukan proses editing tulisan Anda. 
1. Cek ide, area atau gambaran besar tulisan anda seperti struktur dan narasi. Sebenarnya  apa yang anda ingin sampaikan.’
2.  Baca dengan kacamata  sebagai seorang krititikus yang paling keras  bagi tulisan anda  sendiri.
3. Jangan menambahkan apa pun. Cukup hapus atau delete 
4. Tambahkan gaya pada tulisan  Anda untuk membuatnya indah 


Setelah sebuah tulisan baru saja selesai ditulis, Agus Sumarno menyarankan agar kembali membaca tulisan tersebut. Ini bertujuan agar kita benar-benar mendapatkan hasil tulisan sudah baik. Jika masih terdapat kalimat yang bisa disederhanakan dan kata-kata yang tidak sesuai, segera memperbaikinya. Untuk itu, bacalah tulisan itu dengan suara keras agar kita lebih mudah memahami dan mengetahui di mana letak kesalahannya.


- - - - -

Baca juga link terkait Dahlan Iskan.

Yang menarik dari Dahlan Iskan adalah ia tetap menulis. Membuat reportase, kolom, analisis berita... pokoknya menulisapa saja dan kapan saja yang dia suka. Menulis dan membaca sudah menjadi darah daging tokoh pers nasional ini. Kalau sudah ada ide, di mana pun, kapan pun... Dahlan Iskan menulis.


AGUS SAMPURNO
(Saat ini – 2015) bekerja di PSF SDO Jakarta. (2018) Master Trainer Sertifikasi BNSP. (2015-2013) Kepala sekolah Ananda Islamic School Jakarta Barat. (2013-2000)  Koordinator guru dan guru kelas di Global Jaya International School Jakarta.

(2009) Blog Pendidikan terbaik Detik.com (2010) Microsoft Indonesia Innovative Educators.  (2011) Guru Era Baru oleh Acer Indonesia. (2012)  The BOBs (Best of the Blogs)  Deutsche Welle Germany (2014) Penulis Program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM-3T). (2014- 2016). Pengkaji Naskah Pustekkom Jakarta (2014-2017) KPK (Komisi Pemberantasan  Korupsi)  juri dan pelatih lomba inovasi pembelajaran TK-SMA.
(2014-2017) Become a jury and facilitator in teaching innovation competition held by
KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)
(2014) a Book writer “suluh tak kenal peluh’ Program Sarjana Mendidik di Daerah
Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM-3T) and Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
(2014- 2016). Pengkaji Naskah Pustekkom Jakarta TK-SMA
(2012)  The BOBs (Best of the Blogs)  Deutsche Welle Germany nominated
(2011) won the Guru Era Baru Acer Indonesia award.
 (2010) Microsoft Indonesia Innovative Educators. 
(2009) Blog Pendidikan terbaik Detik.com

Blog Agus Sampurno  
https://gurukreatif.wordpress.com/