MENULIS TANPA BATAS USIA
"Usia, bukan penghalang untuk mengekspresikan diri. Tidak ada yang akan mengira, sebaris
tulisan Anda akan sangat dibutuhkan di masa depan. Saat itu, Anda hidup di
hati dan raga mereka".(Hamdani)
|
KULIAH ONLINE BELAJAR MENULIS VIA WA GRUP PGRI
HARI/ TANGGAL : JUM'AT, 5 JUNI 2020
WAKTU : PUKUL 19.00 s.d. 21.00 WIB
NARASUMBER :Dra. SRI SUGIASTUTI, M.Pd.
BERBAGI PENGALAMAN MENERBITKAN BUKU.
Penulis Resume : Hamdani
MENULIS TANPA BATAS USIA
SRI SUGIASTUTI |
buku ajar adalah sebuah keberuntungan besar bagi Sri. Di tahun yang sama, ia menghasilkan dua buku sekaligus.Yaitu, buku “SPM Ujian Nasional Bahasa Inggris untuk SMK” yang diterbitkan oleh penerbit nasional terbesar Erlangga, dan buku antologi “Diary Ketika Buah Hati Sakit”.
Buku keroyokan
lainnya bersama Kompasianer tahun 2014, yaitu “25 Kompasianers Merawat
Indonesia” Buku ini dibuat dalam rangka hari Kartini. Satu lagi buku berjudul “Indonesia
Satu“, yang diterbitkan oleh penerbit Indie Peniti Media. Beberapa buku
antologi Muara Kasih Ibu, Move on, Go to 2020, dan Move on.
Pada tahun 2013, ia kembali menerbitkan
3 buku. Buku pertama Parenting
berjudul “Seni Mendidik Anak Sesuai Tuntunan Islami” diterbitkan oleh penerbit
Mitra Widyawacana Jakarta. Ada juga novel Hidayah “ Kugelar Sajadah Cinta”
penerbit Indie Bentang Pustaka Sidoarjo dan “Deburan Ombak Waktu” penerbit
Indie Goresan Pena Cirebon.
Tahun 2015, Sri Sugiastuti menulis buku ajar berjudul “SPM Ujian Nasional
Bahasa Inggris untuk SMK”, edisi baru, yang diterbitkan oleh penerbit Erlangga. Tahun 2016 buku “ The Stories Cakes For Beloved Moms’ ditulisnya dan diterbitkan oleh penerbit Indie Oksana. Lalu di tahun 2017, buku “ The Stories of wonder Women’ adalah hasil tulisannya yang diterbitkan oleh Mediaguru. Tak urung ia terus menulis. Kali ini sebuah novel berjudul Tipuan Asmara. Dan masih banyak yang lainnya seperti: Wow Engish is So Easy Kids,
Perempuan Terbungkas, Catatan Religi Bu Kanjeng(Motivasi), Merawat
Harapan (Parenting), The Power of Mother’s Prayer (Parenting) Masuk Surga
Karena Anak (Parenting)
Selain menjalani kesehariannya
sebagai penulis buku, ia menjadi guru, pegiat Literasi, pengurus TPQ di masjid
Al Fath, Blogger, mengikuti berbagai komunitas kepenulisan, baik online maupun
offline. Salah satu blog yang masih sering diisinya adalah Gurusiana dan Komunitas Sejuta Guru
Ngeblog. Ia juga aktif sebagai Pegiat Literasi Nusantara dan Duta Bunda Baca Soloraya.
Untuk dapat berkomunikasi
dengannya, Sri Sugiastuti membuka tangannya dan mempersilakan menghubunginya di
link astutianamudjono@gmail.com,
www.srisugiastutipln.com
Akun FB Astutiana. M, @Astutiana.M. IG.
Astutianamudjono. Atau WA 089692593804.
“MENULIS BUKU AJAR? GAMPANG… SIAPA
TAKUT!”
Itulah kata-kata yang terucap pertama sekali, saat ia meyakini dirinya akan konsisten menulis. Dia harus mengubah mindsetnya sekalipun usianya terbilang sudah tidak
muda lagi.
Ia menjadikan menulis sebagai
kebutuhan bukan kewajiban. Dengan itu, ia tidak merasa terbebani. Bahkan
sebaliknya ia menjadisesuatu yang dapat menyehatkan dan mengasyikkan. Konsistensi dalam menulis adalah kunci
keberhasilannya.
Tentang buku-buku popular, ia
menjelaskan bahwa buku faksi adalah true story (kisah nyata). Sedangkan buku
fiksi adalah buku hasil khayalan pengarang belaka. Lain lagi dengan antologi,
ini adalah kumpulan beberapa tulisan dengan satu tema yang sama dan ditulis secara
bersama-sama (keroyokan). Menulis pantun atau puisi bisa juga dijadikan satu
buku jika sekurangnya mencapai 60 halaman. Tulisan ini dapat digolongkan ke dalam buku karya
inovatif.
Untuk menjadi penulis sesungguhnya,
Sri Sugiastuti mengharapkan penulis pemula untuk mengubah mindsetnya. Misalnya memperbanyak bergaul
dengan para pegiat literasi. Dan jangan lupa menulis setiap hari sebagai
mana yang dicetuskan oleh Bapak Wijaya Kusumah (Om Jay), sang Penulis buku Guru
Blogger Indonesia.
Tentukan terlebih dahulu apa yang mau ditulis dan tulislah apa
yang disukai dan kuasai. (Sri Sugiastuti: Tips dan Trik)
|
Pesan-pesan menulis :
1. Tetaplah menulis dan belajar mengupgrade
diri
agar lebih baik.
2. Tulislah apa yang disukai dan yang dikuasai.
3. Baca kembali tulisan yang dibuat secara
selektif sehingga menghasilkan karya yang menyenangkan untuk dibaca.
4. Jadikan menulis dan membaca sebagai gaya
hidupmu.
6. Biarkan tulisan itu menemui takdirnya . . .
(Sri Sugiastuti)
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar