Senin, 08 Juni 2020

MEMBANGKITKAN SEMANGAT MENULIS DAN BERBAGI PENGALAMAN MENERBITKAN BUKU

MEMBANGKITKAN SEMANGAT MENULIS 
DAN BERBAGI PENGALAMAN MENERBITKAN BUKU


EMI SUDARWATI 
KULIAH ONLINE GRUP WHATSAPP BELAJAR MENULIS PGRI
Hari/ Tanggal : Senin, 8 Juni 2020
pukul : 19.00 s.d. 21.00 WIB.

MENIMBA ILMU DARI PENGALAMAN MENULIS EMI SUDARWATI 
OLEH : HAMDANI

EMI SUDARWATI adalah seorang pegiat literasi yang hebat. Selama berkiprah di bidang kepenulisan, ia terkenal tangguh dan  piawai dalam menggiatkan semangat literasi sekolah. Bagaimana tidak, lebih dari 460 buku ber-ISBN tertulis namanya di dalamnya.  Sudah sepantasnya pulalah bagi kita yang baru memasuki dunia menulis, mengangkat topi sebagai rasa salut atas prestasinya.  

Alumni Jurusan Bahasa Daerah IKIP Negeri Surabaya ini, lulus tahun 1998.  Ia mengajar di SMPN 1 Baureno sejak tahun 2005.  Disamping aktif mengajar, ia juga telah menulis dan menerbitkan beberapa karya Sastra Jawa dan Sastra Indonesia. Ia juga menjadi sang editor lebih dari 250 buku karya siswa dan guru Indonesia.

Buku-buku hasil tulisannya antara lain adalah novel berjudul Ngilon (2014), Novel Kinanthi (2017), Rona Hidup (2018),  Petualangan Siswa Indigo (2019), Novel Sujud Sangisore Talang Mas, dan Kumpulan Esai Menulis dan Menerbitkan Buku untuk Keliling Nusantara dan Dunia (2019). Ia bergabung dengan Persatuan Masyarakan Budaya Nasional Indonesia (PERMADANI).  Selain sebagai pengelola TBM Kinathi,  ia juga menjabat pimpinan Grup Patungan Buku Inspiratif, yang sudah menerbitkan hampir 400 buku ber-isbn. 



Pada Tanggal 28 Oktober 2015, mendapat penghargaan dari Balai Bahasa Jawa Timur sebagai Guru Bahasa Jawa Kreatif.  Pada tahun itu juga, ia mendapat penghargaan sebagai finalis Lomba Inovasi Pembelajaran Tingkat Nasional. 
Ini terus berlanjut hingga tahun 2016, ia mendapat juara III Guru Berprestasi Tingkat Kabupaten Bojonegoro. Pada tahun yang sama, ia kembali memenangkan juara I Lomba Inovasi Pembelajaran Tingkat Nasional, kategori SORAK (Seni, Olah raga, Agama dan Muatan lokal, serta Bimbingan Konseling).  


Prestasi membuat karya inobel ini akhirnya mengantarnya berkunjung ke negeri Kincir Angin - Belanda. Di sana ia mempelajari sistem pendidikan yang ada di Universitas Windesheim dan Iclon Universitas Leiden.  Dari sini, ia mendapat kesempatan berkunjung ke sekolah-sekolah terbaik di Hollan dan Nederlands.

KIPRAH DI TAHUN 2017
Bagai tak pernah berhenti mengukir prestasi, beberapa bulan berikutnya ia mendapat undangan untuk mengikuti workshop Literasi di Kota Batam. Sebuah kesempatan emas yang sangat dinantikannya.Dari sini, ia dan sesama teman workshop tidak melewatkan kesempatan baik berkunjung ke negara tetangga, yaitu Singapura. Sehari di kota Lion, ia dan teman-temannya mampu melahirkan sebuah buku berjudul Dag Dig Dug Singapura.

Paska menyandang predikat juara I INOBELNAS, ia mengajak teman-teman alumni finalis inobelnas untuk menulis bersama dalam satu buku.  iamenyebutnya dengan istilah Patungan Buku Inspiratif.
Bukan hanya karya yang bersifat ilmiah, namun dalam grup tersebut ia dan teman-temannya menerbitkan kumpulan cerita inspiratif,  berbagi pengalaman mengajar, kumpulan puisi, kumpulan pantun serta masih banyak lagi buku-buku lainnya.

Dalam perkembangan selanjutnya, ia lebih banyak menerbitkan buku melalui gerakan menulis di grup SBGI (Satu Buku Guru Indonesia) dan SBSI (Satu Buku Siswa Indonesia).

KIPRAH DI TAHUN 2018

Sebelumnya, ratusan buku terlahir dari grup Patungan Buku Guru Inspiratif.  Namun, sejak tahun 2018 ini, Grup tempat ia berkiprah, SBGI (Satu Buku Guru Indonesia) dan SBSI (Satu Buku Siswa Indonesia) sudah banyak menerbitkan buku. Maka demi peremajaan, ia mengubah nama grup menjadi Grup Penerbit Buku Inspiratif (PBI). Dari situ, ia mendapat beberapa undangan dari daerah-daerah di Indonesia. Seperti Bogor, Sampang, Tuban, Blitar, Lamongan, Yogyakarta dan lain-lain.  Karena padatnya jadwal, akhirnya ia berinisiatif, hanya menerima undangan sebagai narasumber pada Hari Sabtu-Minggu atau Jumat sore.

Di Bojonegoro, ia aktif sebagai Guru Ahli (GA) di Pusat Belajar Guru (PBG).  Setiap saat, ia harus siap menerima panggilan sebagai pemateri seminar maupun pelatihan.  Tidak hanya itu, ia juga sering dimintai untuk menjadi juri dalam lomba-lomba guru.  Selain di PBG.

KIPRAH DI TAHUN 2019

Di tahun 2019, Emi Sudarwati melanjutkan kiprah menulisnya dengan menerbitkan buku berjudul  Kado Cinta 20 Tahun dan Haiku.  Karya ini ditulisnya berdua dengan suami.  Dengan lahirnya buku ini, ia berdoa semoga pernikahannya dengan sang suami semakin bahagia.

Selanjutnya, di tahun yang sama, Emi Sudarwati dapat menerbitkan 2 buku tunggal dan beberapa buku patungan.  Buku tunggal yang pertama berbahasa jawa, yaitu Pengalaman Selama Haji dan Umrah.  Sedangkan buku tunggal yang ke dua adalah Menulis dan Menerbitkan Buku Sampai Keliling Nusantara dan Dunia. Alhamdulilah, berkat usaha dan kegigihannya, impiannya ini bisa menjadi kenyataan.

Adapun untuk karya patungan, ia menulis bersama para siswanya di SMPN 1 Baureno melalui grup Patungan Buku Inspiratif (PBI).Tidak berhenti di situ, ia juga menulis bersama di penerbit Pustaka Ilalang.

Saat ini, ia sedang konsentrasi mengelola TBM Kinanthi. Untuk menerbitkan buku, ia bekerja sama dengan Penerbit Majas Grup, yaitu Penerbit Majas, Dwi Putra Jawa, dan Praktek Mandiri.

Jika ingin menerbitkan buku di tempatnya, ia menyarankan agar penulis mengirimkan naskah yang sudah lengkap. Mulai dari judul, kata pengantar, daftar isi,  isi buku, dan biografi penulis.  
Sedangkan bagian editing,  layout, dan desain kover akan dikerjakan oleh tim dari penerbit.  Penulis juga diperbolehkan untuk membuat desain kover sendiri sesuai keinginannya. Namun, ini tidak berarti mengurangi biaya cetak hingga ke pihak penerbit.

Mengenai biaya cetak dengan ukuran kertas A5,  Jadi bisa langsung dihitung biayanya.   
Adapun biaya penerbitan, tergantung jumlah halaman dan dan jumlah eksemplar. Ia mencontohkan jika mencetak buku minimal 10 eks., ukuran kertasnya A5, serta jumlah halamannya 50-60 halaman, biayanya adalah Rp48xxx. Semua sudah termasuk biaya edit, lay out, desain kover dan ISBN.

Demikian secebis kisah inspirasi dari perbincangan dengan Emi Sudarwati melalui grup menulis PGRI asuhan Wijaya Kusumah (Om Jay). Semoga ke depannya semakin mecerahkan dan membangkitkan semangat bagi para semua kalangan untuk terus menulis.


11 komentar: