Selasa, 28 Juli 2020

MENJADI GURU IDEAL DAN BERPRESTASI

MENANG CACAK,  KALAH CACAK

"Pepatah Jawa yang mengatakan “Menang Cacak,  Kalah Cacak",  bermakna kalah atau menang harus dicoba. Pepatah ini bertujuan ujtuk memberi dorongan atau semangat agar kita mau mencoba. Apapun hasilnya nanti, yang terpenting adalah keberanian untuk mencobanya. Karena dengan keberanian dan kemauan untuk terus mencoba, akan memberi kita pengalaman baru. Dari pengalaman itulah, kita bisa mendapat pelajaran yang akan sangat berguna di kemudian hari".


(Tips Sukses Menjadi Guru Berprestasi dan Membangun Personal Branding)

Resume kuliah online Grup Whatsapp Belajar Menulis PGRI 

HARI/ TANGGAL : SENIN,  27 JULI 2020
PEMATERI : Sigit Suryo,  S. Pd., M. Pd.

PENULIS RESUME : HAMDANI

Kuliah hari pertama di Minggu ini, Senin, 27 Juli 2020,  Grup Whatsapp Belajar Menulis PGRI menghadirkan narasumber keren, seorang guru kreatif dengan sederet panjang prestasi yang diperolehnya. Saat ini,  ia aktif sebagai guru yang mengajar mata pelajaran IPA di SMP Negeri 1 Wonosari Kabupaten Gunungkidul. 

Sigit Suryono, lahir di Sleman, 20 Nopember 1976.  Ia menamatkan pendidikan S1-FMIPA di Universitas Negeri Yogyakarta pada tahun 1995 – 2002. Selanjutnya mengikuti Program Pascasarjana UNY di jurusan Teknologi Pembelajaran (2003-2006). 

Rasa syukurnya semakin dalam dirasakannya dari pernikahannya dengan Dwi Riastuti, M.Pd. Ia beroleh dua orang putra sebagai karunia Allah yang kemudian diberi nama olehnya Muhammad Yunus Baskara dan Galuh Ray Rannaa.

Kesibukannya sebagai seorang guru, tidak membuatnya berhenti berkarya di bidang lainya. Banyak aktivitas yang dilakukannya dalam mengisi kesehariannya. Di antaranya, sekarang ia masih menjabat sebagai Sekretaris Komunitas Rumah Belajar Kemdiknas sejak 2012. Tidak hanya itu, ia juga masuk dalam Tim Pengembang TIK Propinsi DIY 2009 – sekarang. Keahlian di bidang multimedia tidak disia-siakannya dengan menjadi instuktur pelatihan Pembelajaran Multimedia di BTKP Provinsi DIY. 

Sederet penghargaan yang diperolehnya sejak tahun 2009 hingga kini hampir tidak memiliki jeda. Tercatat ada 21 piagam penghargaan yang telah diperolehnya. Dimulai dari tingkat sekolah,  kabupaten,  propinsi,  bahkan nasional.  

Sesuatu yang membanggakan baginya,  ia pernah menerima Satya Lencara Bidang Pendidikan dari Presiden RI tahun 2016. Ini ia peroleh atas prestasinya juara 1 Guru Berprestasi Tingkat Nasional tahun 2015. Kemudian tahun 2016 ia kembali mendapat penghargaan dari Kursus Singkat Australia Award Indonesia tahun 2016 di Melbourn dan Sydney. 

Dari kegiatan rajin menulis, membuatnya berkesempatan menjadi peserta Literasi Tingkat Nasional 2017. Tak urung,  di tahun 2018 ia juga diangkat menjadi Duta Rumah Belajar Tingkat Nasional dan sebagai peserta Terinovatif. Oleh Gubenur DIY, ia pun memperoleh penghargaan atas prestasinya sebagai Duta Rumah Belajar Terinovatif. 

Semua tentang Sigit Suryo,  S. Pd., M. Pd. terangkum melalui  situs web: ciget.info dan inobel.idPlatform.

Rumah Belajar di era Pandemi Covid-19 saat ini cukup populer di kalangan pelajar. Banyak pendidik yang menggunakan aplikasi ini sebagai sarana pembelajaran dalam jaringan (daring) kepada para anak didik. 

Luar biasa, ia pun tidak menyangka dapat menjadi duta dari komunitas yang kini telah berdiri sebagai platform media pembelajaran, yaitu Rumah Belajar.

Berawal dari kegiatan pelatihan pembelajaran berbasis TIK, Guru mata pelajaran IPA SMPN 1 Wonosari, Sigit Suryono pada tahun 2011 silam bersama dengan sejumlah rekannya menginisiasi berdirinya Rumah Belajar.

Bercerita tentang pengalaman,  Secara jujur, Sigit Suryo tidak menampik jika dirinya sejak dari SD hingga SMA tidak terlihat memiliki prestasi gemilang.  Baru ketika melanjutkan kuliah S1, rasa percaya dirinya baru tumbuh.  Ia aktif mengikiti organisasi di kampus. 

Dimulai kariernya dari menjadi pengurus HMJ Fisika UNY dan selanjutnya menjadi Pengurus Senat Fakultas FPMIPA UNY untuk seksi bakat dan minat. Sebuah pengalaman yang kurang menggembirakan,  karena kesiibukannya menjadi pengurus senat saat itu, ia hampir saja terkena drop out dari kampus keren itu.  

Tujuh tahun adalah masa yang amat panjang baginya untuk bisa menyelesaikan kuliah. Bahkan,  ia sampai segan untuk mengikuti pelepasan (wisudawan).

Namun,  di balik semua itu, keinginan belajarnya tidak berhenti. Walau hampir mengalami kekecewaan, ia bangit dan tidak berputus asa. Setelah tamat S1, ia melanjutkan pendidikan S2 di UNY dengan mengambil jurusan Teknologi Pembelajaran dan lulus 2006.

Awal perjalanannya bersekolah yang minim prestasi, ternyata memunculkan motivasi tersendiri baginya.  Alhasil, ia bisa meraih banyak prestasi atas keuletannya. 

Bagaimana ia bisa berprestasi? Banyak hal ia terinspirasi dari kata-kata nasihat bak mutiara dari kedua orang tuanya. Ayah dan ibunya adalah seorang pensiunan guru SD. Yang dirasakannya,  ayah dan ibunya mendidik dengan penuh kasih sayang. Mengajarkan kesantunan. Walaupun kini ia telah berhasil, ayah dan ibunya tak berhenti masih memberi sangat dan mengingatkan untuk terus berjuang dan belajar.

Kata mutiara yang diucapkan oleh ibunya dan selalu dikenangnya adalah, "Menang cacak kalah cacak" Jika kita mendapatkan suatu kesempatan, lakukanlah dengan maksimal seolah-olah tidak ada kesempatan setelah itu. Masalah keberhasilan atau kegagalan, itu adalah hal yang biasa. Maka dari itu,  ia selalu melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati. 

Keberhasilan akan mudah diperoleh jika kita berkerja dengan sepenuh hati serta fokus pada apa yang akan dilakukan. Memilah dan memilih jenis kegiatan yang akan dilakukan adalah penting, agar kita dapat membuat prioritas keberhasilan apa yang akan dicapai. 

Pengalaman telah mengajarkannya banyak hal. Pernah suatu ketika,  ia mengikuti berbagai ajang perlombaan sekaligus, tetapi gagal semuanya. Akhirnya ia menyadari bahwa ia harus menentukan target yang ingin dicapai trrlebih dahulu serta selalu mengevaluasi apa yang telah dilakukan.

Beberapa tips untuk meraih prestasi :

1) Belajarlah terus sepanjang hayat dan selalu mengevaluasi apa yang kita lakukan. 

2) Tidak usah khawatir gagal dalam perjuangan, karena gagal adalah prestasi yang tertunda. 

3) Fokus pada kegiatan yang akan kita lakukan dengan berbuat maksimal. 

4) pelajarilah seluruh gaya selingkung masing-masing even/ lomba dengan detail.

5) Lakukan persiapan dengan matang dan beri waktu yang lebih serta tidak terburu-buru. 

6) Lakukan pekerjaan dengan baik, tampil sempurna, serta berniat untuk menghasilkan karya  yang maksimal 

7) Buat skema pekerjaan agar memudahkan kita dalam mengikuti berbagai kegiatan. 

Dalam hal mengikuti even atau lomba Guru Berprestasi,  ia juga memberikan tips agar bisa meraih juara, yaitu:

1) Cari Pedoman Pemilihan Guru Berprestasi pada tahun penyelenggaraan dilaksanakan jika belum keluar pedomannya dapat menggunakan pedoman pada tahun sebelumnya.

2) Cermati isi dari pedoman tersebut berkaitan dengan proses penilaian dari tingkat Kabupaten, Tingkat propinsi, dan tingkat Nasional.

3) Buat portofolio 8 tahun terakhir sesuai dengan ketentuan dari buku pedoman pemilihan guru berprestasi. (kumpulkan semua karya bapak ibu guru yang sudah dibuat selama 8 tahun terakhir, untuk bukti fisik berupa Surat tugas, piagam, dll, diligalisir oleh atasan langsung).
Untuk tahun 2015, syarat portofolio adalah 8 tahun. Itu adalah hal yang sangat menantang bagi peserta Gupres. Maka, penting untuk selalu mengarsipkan semua kegiatan yang pernah dilakukan dari tahun ke tahun 

Pengalamannya tahun 2006 tersebut, ia masih menyimpan semua arsip yang dibutuhkan untuk mengikuti gupres, seperti undangan, catatan singkat/ laporan singkat setiap kegiatan yang diikutinya, foto, video dokumentasi, piagam, dan sertifikat yang lain selama 8 tahun tersebut hampir semuanya lengkap sehingga memudahkan untuk menyusun portofolio tersebut).

Pelajari komponen-komponen portofolio sejak dini. Minimal 2-5 tahun sebelum mengikuti ajang lomba tersebut. Selama persiapan tersebut perbanyak kegiatan ilmiah dan juga produk-produk ilmiah sesuai komponen-komponen di portofolio tersebut. 

Usahakan seluruh komponen tersebut berisi semua. Kemudian untuk mencapai nilai yang tinggi tiap komponen maka ikuti berbagai kegiatan tingkat nasional seperti webiner saat ini yang banyak di selenggarakan oleh berbagai organisasi. Kemudian ikutilah berbagai lomba untuk mendukung gupres seperti inobel, LKG, maupun lomba lainnya. 

Jangan lupa juga membimbing siswa agar bisa beprestasi. Itu sebagai salah satu komponen di portofolio. Tak kalah pentingnya juga, seringlah berbagi kepada rekan sejawat dan di buatkan dokumentasi dan portofolionya. Akan ada test tertulis maupun lisan. kemudian jika sudah lolos di kabupaten,  persiapkan bahan presentasi dengan sebaik-baiknya karena itu termasuk penilaian yang terbesar.

4) Persiapkan naskah inovatif dan sesuaikan cara penulisannya sesuai dengan kaidah penulisan masing-masing karya. Tampilkan karya inovasi terbaik yang  dimiliki dan selalu memperhatikan buku pedoman pemilihan guru berprestasi tingkat nasional. 

Karya bisa berupa PTK, best practice, maupun penelitian yang lainnya seperti penelitian eksperimen, penelitian R&D, dll). Jangan lupa buat presentasinya menggunakan Ms Powerpoint atau yang lainnya.

5) Buat makalah evaluasi diri,  "mengapa saya layak sebagai guru berprestasi", dengan tema dan tata penulisan sesuai dengan ketentuan pedoman guru berprestasi. Jika dalam pedoman tidak ada makalah evaluasi diri maka makalah ini tidak perlu dibuat.

Sebwlum itu,  untuk mengikuti Seleksi Gupres tingkat kabupaten, hal-hal yang harus dilakukan oleh guru adalah :

1) menyiapkan Portofolio dan juga karya inovasi, bisa berbentuk penelitian, best practice (sesuai dengan petunjuk di buku pedoman lomba Gupres).
Cari Pedoman Pemilihan Guru Berprestasi pada tahun penyelenggaraan dilaksanakan.  Jika belum keluar pedomannya, dapat menggunakan pedoman pada tahun sebelumnya. Cermati isi dari pedoman tersebut berkaitan dengan proses penilaian dari tingkat Kabupaten, Tingkat propinsi, dan tingkat Nasional.

2. Buat portofolio 2-5 tahun terakhir sesuai dengan ketentuan dari buku pedoman pemilihan guru berprestasi.Kumpulkan semua karya (guru) yang sudah dibuat selama 2-5 tahun terakhir. Untuk bukti fisik berupa Surat tugas, piagam, dll, dilegalisir oleh atasan langsung. Tata semua arsip yang dibutuhkan untuk mengikuti gupres, seperti undangan, catatan singkat/ laporan singkat setiap kegiatan yang diikuti. Foto, video, dan dokumentasi, serta piagam dan sertifikat. 

3. Persiapkan naskah inovatif dan sesuaikan cara penulisannya sesuai dengan kaidah penulisan masing-masing karya. Tampilkan karya inovasi terbaik (guru) dan selalu memperhatikan dari buku pedoman pemilihan guru berprestasi tingkat nasional. Karya bisa berupa PTK, best practice, maupun penelitian, yang lainnya seperti penelitian eksperimen, penelitian R&D, dll. Jangan lupa membuat presentasinya menggunakan Ms Powerpoint atau yang lainnya.

4. Buat makalah evaluasi diri "mengapa saya layak sebagai guru berprestasi dengan tema dan tata penulisan sesuai dengan ketentuan pedoman guru berprestasi". Jika dalam pedoman tidak ada makalah evaluasi diri maka makalah ini tidak perlu dibuat.

Sigit Suryono juga memiliki pengalaman lain yang ingin dibagikannya. Tapi sebelumnya,  ia ingin memberikan motivasi pada kelas pembelajar ini,  bahwa saat ini kita hidup di alam yang serba terbuka. Ilmu lebih mudah diperoleh. 

Tidak hanya melalui tatap muka, namun berbagai kegiatan sharing ilmu bisa juga diperoleh melalui kuliah online, grup whatsapp,  dan lain seumpamanya. Maka, mari tuntut ilmu setinggi-tingginya dan amalkan ilmu kita di manapun, kapanpun, dan dengan siapa saja. Insya Allah keberhasilan ada di depan kita. Sebagai pecut untuk membangkitkan semangat diri,  jadikanlah kesulitan itu sebagai penyemangat.

Untuk menjaga semangat berkompetisi "siap menang dan siap kalah", mutiara yang berada dalam lautan budi seorang ibu, selalu membentenginya untuk tidak mudah berputus asa. "kalah cacak menang cacak" (kalah maupun menang hal yang biasa). Yang penting, apabila ada kesempatan, ia sudah mempersiapkan segala sesuatu dengan matang. 

Meskipun di awal sering gagal, namun sedikitpun tidak boleh membuat semangatnya luntur. Menyesali kegagalan adalah sebuah kesia-siaan. Tapi memikirkan bagaimana bisa mencapai kesuksasan hidup, itulah yang paling utama. 

Mendapatkan kesempatan studi singkat di Melbourne dan Sydney, adalah sesuatu yang sangat berarti baginya.  Di sana ia belajar tentang berbagai metode pembelajaran abad 21 yang bisa dikembangkan di Indonesia seperti STEM, Flip Classroom, Blended Learning. Ia juga melakukan observasi di sekolah daerah terpencil di Austria, Murabit 350 km dari Melbourne. 

Dalam hal memberikan kontribusi dan dukungan kepada pihak lain,  Sigit Suryono memberi motivasi kepada para siswanya agar memiliki jiwa bertanding atau bersemangat mengikuti setiap ajang lomba. Ia sekadar memberikan semangat,  namun ia juga melakukan pembimbingan dengan pendekatan dan pelatihan yang terprogram. 

Beberapa kali ia bisa mengantarkan siswa mengikuti OSN ke tingkat Nasional dari tahun 2006 s/d tahun 2017. Pendekatan yang dilakukannya bisa berbeda-beda, tergantung dengan situasi dan kondisi. Motivasi finansial bisa dipilih untuk memacu semangat lomba para siswa. Andainya berhasil sampai tingkat nasional akan mendapat hadiah, dapat naik pesawat terbang, atau mendapat beasiswa. Namun, yang terpenting adalah bagaimana mempersiapkan tim sejak awal semester, agar memiliki kemampuan yang siap tanding. 

Kemudian, kiat untuk memotivasi diri agar tetap eksis hingga purna tugas, kita harus belajar terus. Menjadi guru,  ada kalanya kita mengajar dan ada pula kalanya kita belajar. Tidak usah malu dengan istilah "Kebo Nusu Gudel" kita bisa belajar dari siswa. Kita bisa belajar dari para junior. Karena ilmu-ilmu mereka lebih baru dan terupdate. Sementara kita bisa berbagi pengalaman buat mereka.

Kita sebagai Guru yang dianggap berprestasi adalah guru yang bisa di gugu dan ditiru. Guru yang bisa memotivasi anak, guru yang bisa mengarahkan anak, guru yang bisa mendidik anak, dan guru yang bisa membimbing dan menjadikan mereka pintar sesuai dengan kondisi lokasi masing-masing. 

Yang paling utama seorang guru yang berprestasi adalah guru yang bisa menginspirasi anak agar bisa sukses di dunia dan akherat. Sementara, gelar juara karena kompetisi merupakan bonus bagi seorang guru yang bisa meluangkan waktu dan pikirannya. Selain mendidik, mengajar, dan menginspirasi namun juga bisa mengembangkan dirinya sendiri dengan berbagai pengalaman dari orang lain. 

Untuk memunculkan jiwa berprestasi pada anak, juga bisa dilakukan dengan pendekatan personal yang dilakukan oleh seorang guru kepada anak didiknya.  Guru bisa menjadi model,  atau dari orang-orang hebat maupun dari teman-teman sebaya mereka. 

Siswa penting diberikan pengertian secara perlahan tentang makna kesuksesan. Tidak ada kesuksesan yang diperoleh dengan instan. Kesuksesan akan mengantarkan seseorang menjadi orang hebat dan mapan. Jangan pernah berhenti belajar. Karena kita akan menjadi mulia, jika banyak memberikan manfaat bagi orang lain. 




3 komentar: