Minggu, 12 Juli 2020

MEMASUKI DIGITAL MARKETING DI TENGAH KETERPURUKAN PENJUALAN BUKU CETAK AKIBAT TERDAMPAK PANDEMI COVID-19

Kuliah online 
Belajar Menulis PGRI 
Bimbingan Om Jay (Wijaya Kusuma)

Hari/ Tanggal :  Jum'at/ 10 Juli 2020
Waktu : Pukul 19.00 s.d. 21.00 WIB

Pemateri :

AGUS SUBARDANA, S.E., M.M., CDS





TULISAN-tulisan yang MENGINSPIRASI adalah tulisan yang memiliki 'roh' dan hidup selamanya. Peribahasa mengatakan, tak lapuk oleh hujan dan tak lekang oleh panas. (HAMDANI)



Saat ini, jantung penerbitan, yaitu outlet penjualan buku bagai sedang mengalami 'kardiomiopati' (jantung lemah). Sulit melakukan 'push' agar darah percetakan dapat mengalir darahnya hingga ke sel terluar (para pembaca) di tubuh penerbitan. Organ penerbitan yang satu ini juga seperti sedang mengalami aritmia (sulit bernafas) akibat  melemahnya aktivitas penjualan buku. 

Sementara itu, hasil dari diagnosa lainnya menunjukkan bahwa dunia penerbitan akan mengalami mati suri, atau bisa jadi akan mengalami akut keracunan darah 'septikimia' lalu berhenti total beraktivitas jika 'pandemi' tidak segera berakhir. 

Hampir seluruh lini kehidupan saat ini sedang bermuram durja. Dampak mewabahnya virus Covid-19. "Corona" telah melumpuhkan banyak sektor usaha dan industri.  Dimulai dari tindakan merumahkan karyawan, penutupan usaha sementara, hingga pemberhentian tenaga kerja. Semua itu menjadi pemandangan yang luar biasa mewarnai sektor bisnis dan ketenagakerjaan kita. 

Suramnya wajah perekonomian, menjadi sketsa hitam di tengah ketidakpastian kapan akan berakhirnya pandemi ini. Bisnis penerbitan salah satunya yang mengalami degradasi (kemunduran) hebat, bahkan sampai ada yang terancam bangkrut dan gulung tikar.  

Sejak mulai diberlakukannya penutupan jalur keluar masuk orang di dalam negeri (lock down) pada awal bulan Februari, outlet penjualan buku sebagai ujung tombak usaha penerbitan/ percetakan mengalami penurunan omzet besar-besaran hingga 80%. Pasar buku menjadi sangat lesu dan hampir tidak ada lagi terlihat aktivitas perdagangan. Terakhir, Inisiatif menghentikan sementara kegiatan perdagangan terpaksa diambil karena harus mematuhi aturan yang diberlaku kan oleh pemerintah. 

Lemahnya geliat pasar buku cetak di era pandemi (corona), tak terasa kini sudah memasuki waktu berjalan 5 bulan. Namun belum ada tanda-tanda wabah akan berakhir. Sakitnya pun mulai dirasakan menggeroti hingga ke jejaring bisnis yang terkait dengan penerbitan. 

Banyak penerbit mengambil langkah penghentian distribusi ke toko buku hingga penutupan usaha sementara akibat tak lagi sanggup membiayai besarnya operasional perusahaan. Sebagian penerbit ada juga yang sudah gulung tikar karena mengalami kebangkrutan. 


Selama pandemik, perusahaan penerbitan terbesar (Gramedia) mengalami penurunan jumlah pengunjung yang sangat tajam di bulan Februari. Sempat naik seketika, namun kembali menurun hingga akhir Mei. Baru di bulan Juni terlihat mulai ada kestabilan pengunjung, namun masih dalam level yang belum normal. 


STRATEGI PEMASARAN DI ERA NEW NORMAL 

Menghadapi ketidakpastian perkembangan usaha, penerbit Andi menyusun rencana terhadap pengalihan strategi bisnisnya. Terdapat hikmah dari diberlakukannya fisical distancing.  Pandemi Covid-19 telah mengubah dunia menuju Low Touch Ekonomy. Era interaksi minim sentuhan fisik. Dengan kenyataan ini, penerbit Andi yang menjalankan usaha/ industri perbukuan, mau atau tidak, terpaksa harus mengelola strategi Digital Marketing (pemasaran digital). Sebuah strategi yang menjalankan strategi pemasaran dengan media digital. 

Transformasi strategi digital marketing ini, dipandang berpeluang menjawab tuntutan era digital itu sendiri. Perubahan dari memproduksi buku yang dihaslkan dari dicetak menjadi buku digital saatnya dilakukan seiring tuntutan dunia digital. Momen ini tidak menyurutkan langkah untuk terus berkembang di tengah kesulitan beraktivitas. Pelarangan menjalin kontak fisik (Phisical distancing) tidak mengartikan berhentinya nadi penerbitan buku. sebaliknya, akan selalu ada jalan saat kesulitan menghadang di hadapan.


MANFAAT DIGITAL MARKETING

Digital marketing menjadi pilihan yang paling efektif saat ini, mengingat pasar buku belum normal akibat terdampak masa pandemi ini. Kelebihan strategi ini adalah di samping daya jangkau pasarnya lebih luas, biaya produksinya pun relatif sangat rendah. Begitu pula dengan komunikasi dua arah yang dilalukan oleh perusahaan penerbitan dengan konsumen akan terjalin lebih mudah. Dari sini, perusahaan juga akan lebih mudah untuk membangun kepercayaan konsumen. 

Membangun digital marketing bisa dilakukan dengan bayak cara. Salah satunya, dengan kehadiran market place yang mengisi media sosial sangat membantu penjualan buku langsung kepada sasaran. Setelah dihubungi, market place yang jumlahnya cukup banyak itu memberi dukungan terhadap rekayasa penjualan yang akan dijalankan. Di antara market place yang besar saat ini adalah Tokopedia, shopee, bukalapak,  blibli, Lazada, belanja. dan lainnya. Tak luput media sosial lainnya, seperti whatsapp facebook, youtube, atau instagram bisa menjadi pilihan dalam memasarkan buku-buku oleh penerbit. 

Dalam mempertahankan strategi penjualan buku, cara lain yang dapat diambil adalah lewat komunitas-komunitas. Penjualan buku lewat komunitas ternyata lebih tinggi penjualannya. Buku novel misalnya dapat dipasarkan di dalam komunitas novel. Atau buku-buku pendidikan dipasarkan di komunitas guru. 

Selain itu, Agus Subardana (Direktur Pemasaran di Penerbit Andi) juga melakukan strategi penawaran promo khusus, yaitu memberikan diskon/ potongan harga yang lebih tinggi kepada konsumen. Melalui pegelaran acara live streaming pada even-even Webinar adalah strategi yang tak kalah pentingnya dalam mempromosikan  penjualan buku. 

Saat ini, aplikasi Zoom dan Webex dapat dimanfaatkan sebagai  alat/ sarana untuk melakukan pengembangan strategi bisnis pemasaran buku. Melalui aplikasi ini, penerbit tidak hanya bisa menjalankan strategi penjualan, lebih dari itu, bisa pula membagikan informasi dan  ilmu berkaitan bidang kepenulisan atau penerbitan. 

Selanjutnya, terobosan baru digital marketing ini merupakan strategi yang sangat penting bagi penerbit Andi untuk menaikkan brand mereka. Sistem pelayanan yang baik, cepat tanggap, dan familiar adalah "nafas" bagi keberlangsungan penerbit Andi ke depan. Mengambil hati pelanggan atau konsumen dengan mengakomodir persoalan yang dihadapi serta mencarijan solusi adalah prioritas yang harus menjadi perhatian.

Untuk melakukan publikasi dan promosi yang lebih besar, mobile marketing adalah solusinya. Sementara itu, penerbit Andi juga sudah menjalankan promosi melalui email marketing. Dengan cara ini, komunikasi dengan pelanggan terjalin dengan lebih efektif dan familiar. 

Cara lain yang dapat dilakukan dalam pemasaran buku adalah Personal Marketing, yaitu penjualan buku dengan cara menghubungi by personal. Buku-buku yang ditawarkan adalah buku yang  terkait dengan orang/ personal yanh dihubungi. Oleh karena itu, keberadaan aplikasi internet dalam pemasaran, sekali lagi menjadi sangat membantu dalam promosi penjualan buku. 

Solusi Countinious Marketting adalah langkah selanjutnya yang dapat diambil demi mempertahankan pemasaran buku tetap eksis. Penerbit Andi juga telah melakukan promosi berkelanjutan di jejaring internet. Pertumbuhan media sosial yang pesat di tengah-tengah masyarakat, secara langsung memberi peluang besar bagi berkembangnya pasar buku secara digital. 

Dalam menjalankan fungsi digital, penerbit Andi memiliki website atau tool yang dapat mengirimkan iklan dan promosi ke seluruh media sosial (internet) dalam satu kali klik

Website digunakan sebagai tempat promosi buku terbitan Andi. Berbagai informasi/ iklan menarik yang masih berkaitan dengan buku dapat dilakukan di sini. Begitu pula dalam hal pembuatan konten-konten yang menarik, bisa mempengaruhi para pembaca untuk membeli atau memilikinya. 

Demi terus mengembangkan bisnis melalui digital marketing, penerbit Andi menggunakan Google Adwords (google Ads). Google Adwords adalah sebuah produk periklanan yang dibuat oleh google. Yaitu sebuah strategi periklanan yang berbasis mesin pencarian. Dengan ini, pengunjung akan lebih banyak dapat mengunjungi iklan buku yang ditampilkan.

Strategi berikutnya Visual Marketing juga menjadi bagian yang sangat penting dalam periklanan buku. Dengan cara ini, iklan menjadi lebih kuat karena mengubah hal-hal yang tidak nyata menjadi sesuatu yang konkret.  Konsumen dapat menangkap pesan sesuai yang diharapkannya. Ketertarikan konsumen terhadap iklan yang ditampilkan, akan dapat memberi peluang jeuntunfan bagi perusahaan. 

Terakhir dalam paparannya, Agus Subardana bahwa promosi buku-buku pelajaran untuk sekolah-sekolah adalah target yang juga berpotensi besar untuk mendapatkan sisi keuntungan. Sesuai dengan peraturan yang berlaku dalam penggunaan dana BOS, sekolah dapat menggunakannya untuk pengembangan perpustakaan sekolah. Oleh karena itu, produksi buku-buku pelajaran, masih menjadi prioritas untuk terus dikembangkan.


Rangking Penjualan Buku Gramedia

Berikut ini adalah ranking buku-buku laku yang terjual di toko Gramedia. Untuk Gramedia di seluruh Indonesia novel memiliki kontribusi terbesar berada di posisi 16%. Buku anak di posisi 13,6%, dan buku Religi ,12%.  Sedangkan buku pelajaran (school book) 11%, dan diikuti oleh buku-buku komik 9%.

Dari seluruh pemaparan di atas, kita mendapatkan gambaran tentang usaha penerbitan yang memiliki potensi bisnis yang menjanjikan. Walaupun saat ini penjualan buku-buku cetak sangat lambat akibat tergerus oleh pandemi Corona, namun seiring perjalanan waktu buku-buku akan senantiasa dibutuhkan oleh konsumen. Tidak hanya sebagai sumber ilmu pengetahuan, buku juga menjadi sumber bacaan untuk hiburan dan motivasi. 

Terkait kecenderungan penerbit Andi akan melakukan penguatan strategi pemasaran menggunakan digital marketing, adalah hal yang sudah semestinya dilakukan demi mengejar ketertingalan atas lesunya perdagangan buku. 

Pandemik meninggalkan banyak hikmah yang merubah pola serta tatanan baru di segala lini kehidupan, termasuklah di dalamnya usaha penerbitan buku. Teknologi Informasi dan Telekomunikasi harus bisa dimanfaatkan dalam mengembangkan brand suatu usaha atau bahkan perorangan. 

Dalam hal ini, penulis tidak perlu khawatir tulisannya akan ditinggalkan dan tidak lagi dibaca. Karena pada pokoknya, tulisan yang bagus akan tetap disenangi oleh banyak orang. Ibarat kata peribahasa, tak lapuk oleh hujan dan tak lekang oleh panas, tulisan-tulisan yang bagus adalah tulisan yang memiliki 'roh' dan hidup selamanya. 


Terima kasih,
Penulis Resume : Hamdani










8 komentar:

  1. Mari kita pasarkan buku yg diterbitkan dgn digital marketing yg saling berkolaborasi dengan teman sejawat

    BalasHapus
  2. Tulisan di blog termasuk yg tak lapuk. Selamanya akan menjadi jejak digital. Mari berkunjung ke blog saya.

    BalasHapus
  3. Mantap PaDani resumenya, lengkap

    BalasHapus
  4. Keren resumenya....salam literasi

    BalasHapus