Kamis, 14 Januari 2021

MENULIS TIADA HENTI (BAGIAN 4)


Bagian 4.

MENGGALI MUTIARA HATI DAN PIKIRAN
(PENULIS : HAMDANI, S. Pd.)

Kebaikan yang terbersit dalam pikiran itu  bagaikan mutiara yang terpendam di dasar lautan. Ia ada tetapi tidak terang kelihatannya. Mutiara yang bertaburan di dasar lautan itu belum dapat memberikan kebaikan bagi banyak orang banyak jika masih tenggelam di dasar lautan. Namun ketika mutiara itu diangkat ke permukaan, dipandangi, dan atau digunakan oleh banyak orang, maka barulah ia akan memberikan banyak manfaat. Ia akan semakin bernilai dan dihargai oleh banyak orang.


Begitu pula halnya dengan ide-ide brillian yang terpendam dalam hati dan pikiran seseorang. Ide yang terpendam itu hanya dapat memberikan sedikit manfaat bagi orang yang memilikinya. Namun mungkin tidak bagi yang lainnya. Karena selama ide itu tidak dimunculkan, selama itu pulalah orang lain tidak mengetahui sinar yang terpancar dari 'mutiara' hati dan pemikiran seseorang tersebut.

Angkatlah ide tersebut ke permukaan dengan cara menuliskannya menjadi berbagai bentuk tulisan. Jadikan ia cerpen, novel, opini, puisi, pantun, syair, gurindam, essay, dan banyak lagi lainnya. 

Kini, seiring berjalannya waktu,  ada sebuah genre tulisan yang sedang populer, yaitu menulis Pentigraf (Cerpen Tiga Paragraf).Cara membuatnya sangat mudah dan simpel. Hanya tiga paragraf dengan tiga pikiran pokok atau pikiran utama. 

Jangan mengatakan, "Saya tidak memiliki ide." Karena begitu mudahnya memunculkan sebuah ide, sama mudahnya seperti kita sedang meng-klik tombol keyboard di laptop atau keypad di ponsel. Secepat itu pula tulisan kita akan muncul di layar monitor mengiringi alur positif yang ke luar dari  pikiran kita.

Jangan khawatir tulisan kita tidak bakal menarik. Karena menulis itu juga umpama menanam tanaman, tidak mungkin akan langsung berbuah. Tanaman itu setelah tumbuh hendaknya rajin diberi pupuk dan disiram. Tidak hanya itu, tanaman juga harus disemprot insektisida agar bebas dari serangan hama. Nah, tidak sedikit bukan? Artinya, tiada suatu pekerjaan yang boleh kita anggap enteng. Suatu pekerjaan akan memperoleh hasil yang baik apabila dilakukan dengan cermat dan teliti.

Hasil tulisan akan bernas apabila kita tidak bersikap asal-asalan dalam membuatnya. Tulisan yang dibuat asal-asalan sebaiknya jangan diorbitkan dulu dan harus diteliti ulang. Jangan pula dibuang tulisan yang sudah susah payah kita buat itu,   melainkan disimpan saja menjadi draft yang bisa dikerjakan kembali saat ide kita mengenainya kembali muncul.

Hmm, rupanya ide itu memang tidak sekali muncul. Untuk bisa menyudahi sebuah tulisan dengan cepat, ibarat kata orang, telur ayam itu dieramkan dulu baru ia akan menetas menjadi ayam. Tidak mungkin ayam bertelur langsung menetas, bukan? Sama juga kita tidak berharap tulisan kita langsung jadi tanpa melalui proses terlebih dahulu. 

Saya menemukan tulisan yang saya buat dengan tergesa-gesa akhirnya mendatangkan banyak kesalahan. Oleh karena itu, lama waktu yang terpakai dalam menyelesaikan sebuah tulisan bukanlah masalah. Karena dalam menulis yang baik, kita bukan mengejar kuantitas melainkan kualitas. Lagi pula, sebagian besar tulisan yang kita kerjakan itu, bukanlah sesuatu yang terburu waktu. Kita bisa mengerjakannya dengan santai dan lempang dalam berpikiran. Sekali lagi, bertenang dan tidak tergesa-gesa adalah kunci dalam mencapai sebuah hasil yang baik.

Selamat berkarya!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar