Senin, 13 April 2020

Mengupas Habis 'Menulis Buku dalam Seminggu' Bersama Profesor Eko Indrajit - (Kepala SLCC Pengurus Besar PGRI).



Ada yang sangat menarik dari pelajaran pada hari ini, seminar online bersama grup whatupp binaan Om Jay dan kawan kawan. Prof. Eko Indrajit yang budiman, Kepala SLCC Pengurus Besar PGRI, membuka kulit tampak isi dengan membagikan ilmunya tentang ‘Menulis Buku dalam Seminggu dari Seminar Virtual di Youtube’ Dia bagaikan  ingin mengeluarkan seluruh isi perutnya untuk diberikan kepada orang lain. Begitulah yang tampak dari caranya menyajikan materi. Tidak ada yang ingin disimpannya.

“Saya jadi teringat akan seseorang yang juga sepertinya, yaitu Bapak Wijaya Kusuma (Om Jay).”

Di awal-awal pembelajaran, Profesor yang memiliki nama lain Ekoji itu, langsung menawarkan kepada moderator tentang cara penyajian materi yang menggunakan rekaman suaranya langsung. Tetapi Mr. BamS, sang moderator yang bertindak mengatur jalannya perkuliahan online,  meminta padanya untuk tetap menggunakan cara mengetik dan membagikannya di grup menulis ini. “Keren, Mr. BamS. Kekuasaan ada di tangannya. Hehe..” Mr. BamS mengusulkan kegiatan dibagi menjadi 2 sesi, yaitu sesi pertama penyampaian materi dan sesi kedua tanya jawab.  

Sebelum menyampaikan materinya, terlebih dahulu sang Pemateri menanyakan pertanyaan yang akan ditujukan padanya. Saya kira ini sedikit lucu karena tak biasa  pemateri meminta terlebih dahulu. Tapi Mr. BamS secepatnya pula menyetujuinya. Ia langsung menayakan hal apa yang ingin disampaikan oleh profesor dari tema hari ini.

Berjalan waktu beberapa menit, panggung Belajar Menulis Gelombang 8 ini memang dikuasai oleh Ekoji. Ia memberi sarahan tanpa interupsi. Ia mengawali dengan menceritakan asalnya ia terpanggil untuk memberikan materi di tempat ini.

Pandemi mewabanyah virus corona, memaksa banyak orang untuk berdiam diri di ruma. Hal ini membuatnya tak dapat membuat pilihan. Ia juga harus ikut waspada dan tetap menjaga stamina dan kesehatannya. Sebuah alasan yang sangat logis yang dilakukan setipa orang untuk memutuskan mata rantai penyebaran virus covid 19.

Tentang bagaimana bisa dalam waktu satu minggu orang dapat merampungkan menulis buku dan menerbitkannya, Profesor ulung ini menjawab santai, “Caranya mudah. Kita harus mendisrupsi diri sendiri. Jangan waktu mengatur kita, kita yang harus mengatur waktu. Buatlah menulis sebagai sesuati yang PENTING dan GENTING, sehingga harus segera dikerjakan... itu namanya prioritas. Jika Anda menyenangi apa yang anda lakukan, pasti waktu dapat anda alokasikan. Sebelum tidur saya terbiasa membuat 3-5 halaman tulisan. Saking terbiasanya, sekarang kalau belum nulis, ndak bisa tidur.” Begitu katanya.

Profesor Eko Indrajit tidak hanya menyampaikan ilmu yang bersifat teori melainkan ia sendiri sudah malang melintang di bidang karya tulis. Sedikitnya, ia sudah menulis lebih dari tujuh puluh lima buku, dan ratusan artikel. Ia pin menawarkan untuk peserta men-download free tulisannya di situs academia, di situs eko.id , dan lain-lain.

Profesor Ekoji tidak hanya mengajari, tetapi ia juga membangkitkan semangat para peserta untuk bersama-samanya menulis buku. Ia pun berjanji akan membimbing para peserta hingga dapat menerbitkan bukunya. Luar biasa! Profesor juga menambahkan perbekalan ilmu pengetahuan bagi para peserta dengan membagikan beberapa e-book dari buku hasil tulisan tangannya sendiri.

Profesor yang eksis di situs miliknya sendiri, (EKOJI CHANNEL) ini, menambahkan bahwa “Menulis adalah cara kita menyampaikan buah pikiran lewat tulisan. Jadi, semua tulisan adalah baik. karena dilakukan dari hati. Ibu pasti punya banyak hal yang ingin diceritakan kepada orang lain. Tulis saja apa yang ada di kepala kita. ndak usah takut. Kualitas menulis itu ditentukan oleh pembacanya, dan pembaca itu macem-macem. Kalau saya menulis untuk kakek saya, akan beda bahasanya dengan kalau menulis untuk generasi anak-anak saya." 

"Kualitas menulis adalah masalah jam terbang. Lama-lama jadi bagus sendiri.... Jaman sekarang, tulisan tidak perlu terkoordinir. Masukin aja ke internet, maka nanti akan terkoordinir sendiri. Karena dalam dunia maya, berlaku data yang unstructured dibandingkan dengan structured. Menulis blog seperti yang disampaikan Oom Jay adalah sangat baik. saya selain menulis, senang juga bikin puisi dan lagu, kok. Apapun yang ingin saya sharing, saya tulis. Satu-satunya yang perlu diperhatikan adalah (menurut saya), buatlah tulisan yang tidak membuat orang lain sedih karena kita menyampaikan hal-hal yang buruk atau jelek.... Menulis hal-hal yang buruk, kalau bagi saya mendatangkan energi negatif..., malah akan mengganggu kehidupan masa kini dan mendatang.” Nasehatnya panjang menanggapi sebuah pertanyaan dari seorang peserta." imbuhnya.

Dengan menulis, sang Profesor  ingin meninggalkan legacy untuk anak cucunya. Sehingga kalau nanti mereka ngecek siapa kakek atau kakek buyut mereka, bisa tercatat di internet. Itulah cara hidup 1000 tahun lagi. “Hehehe....,” tawanya.

Banyak sekali yang ingin disampaikan oleh Profesor Eko Indrajit dalam waktu yang singkat ini. Terakhir ia berpesan sebagaimana pepatah mengatakan bahwa  alah bisa, karena biasa. Tak kenal, maka tak sayang. Menulis adalah masalah jam terbang. Semakin sering terbang, akan semakin mulus untuk take off atau landing.

“Ayo, menulislah bersama saya. Anda penulis pertama, saya penulis kedua. Seperti kata oom jay, ‘tulis aja dan buktikan apa yang terjadi’. Saya menunggu yang tertarik membuat ringkasan yang saya katakan di youtube channel.... kita menulis berdua, dan saya langsung terbitkan.... ciao.... Salam sehat untuk semuanya. Terima kasih moderator dan Oom Jay. Sukses semua untuk anda.....”

“I am login out....,” ucapnya menutupi pertemuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar