Kamis, 09 April 2020

DASAR MENULIS KATA, KALIMAT, DAN PARAGRAF

Pemateri : Mr. Imam Fitri Rahmadi - Dosen di Universitas Pamulang  
             ü Sisi Lain dari Kelas Menulis Grup WA
ü Pembelajaran Kelas ke - 7 _ Grup Belajar Menulis Gelombang 8

Pertama kali mengikuti kelas menulis melalui grup whatupp yang digagas oleh Wijaya Kusuma (Om Jay) dkk., menjadi sesuatu yang sangat berarti tetapi menantang. Saya akui ini berat karena status saya yang masih sebagai siswa baru.  Saya benar-benar sangat malu-malu untuk berekspresi. Beberapa kali saya jadi menghapus postingan pertanyaan yang saya kirim sebelumnya melalui whatupp sang moderator keren itu, yaitu Mr. BamS (Bambang Purwanto).
Walaupun merasa gagal mengajukan pertanyaan pada pembelajaran awal ini, saya berharap Mr. BamS tidak curiga kalau saya ini berada dalam banyak keraguan. Di samping itu saya juga berpikir, Kalau kelas se-keren ini, tidak mungkin diisi oleh orang-orang "bingung' (me).
Saya lihat Mr. Bams begitu  gesit meneruskan pertanyaan dari para peserta kepada pemateri. Hmm, kali ini saya harus cepat menghapus pertanyaan sebelum sampai dan dibaca oleh pemateri. Saya harus segera melenyapkan tulisan saya dari dinding whatupp Mr. BamS. Jika itu terjadi, saya pasti tak dapat menyembunyikan wajah dari kelas ini karena malu. Bagaimana saya bisa mengirim pertanyaan yang tidak bermutu? Lalu dengan cepat pula saya mengulang mengirim  whatupp kepada Mr. BamS. Tapi bukan menyampaikan pertanyaan baru, melainkan menyebutkan bahwa pertanyaan saya sudah terwakilkan oleh pertanyaan peserta lain. Syukur-syukur, Mr. Bams tidak mengetahui apa sebenarnya yang terjadi.
Pemateri malam ini adalah seorang yang tidak tanggung-tanggung  keren dan handal di bidangnya. Beliau adalah Mr. Imam Fitri Rahmadi. Beliau berprofesi sebagai dosen di Universaitas Pamulang dan masih melanjutkan perkuliahan S3 di Johannes Kepler Universität Linz Austria (2019-sekarang).
Belajar kali ini dan beberapa yang sebelumnya, menurut saya bukan belajar biasa. Kalau dikatakan singkong rasa burger, ini mungkin benar. Di grup ini, saya seakan sedang melihat hidangan, makanannya sangat enak dan lezat. Lalu saya menjadi sangat berselera dan bisa menyesal bila tidak mencicipinya. Rugi sekali jika melewatkan kelas belajar yang gratis tapi sangat bermutu ini.
Bukan persoalan jika pada  pembelajaran sebelumnya, saya hanya menjadi penonton saja. Saya pikir ya, harus bagaimana lagi? Semua materi sangat terasa cepat berlalu. Sementara saya masih terpinga-pinga tak tahu hendak melakukan apa? Namun yang terpenting, saya punya kesempatan berdampingan dengan orang-orang yang kreatif. Lalu mencuri ilmu mereka menggarap ide-ide mereka dari yang tidak penting menjadi penting. J
Mengenai bagaimana saya bisa memahami seluruh isi materi pembelajaran, tenang. Seluruh isi percakapan dalam dari awal di grup whatupp yang satu ini, tidak pernah saya hapus walau satu baris kata pun. Saya harus memelihara ini sebelum rangkum membacanya hingga selesai. Hmm, masalah lain muncul. Ponsel saya hang gara-gara aplikasi penuh. Namun untuk itu, saya tidak kehilangan akal. Saya pun berpikir untuk ke luar saja dari salah satu grup penting yang lainnya. Walau saya harus menanggung risiko akan dianggap tidak open atau menjadi orang yang mudah tersinggung.
Begitu pun saya bisa  menyadari tentang banyak kekurangan dan ketidaktahuan pada sesuatu yang baru ini, saya masih belum mampu melakukan progress yang standar menurut kemampuanku. Akibatnya, saya lebih banyak menyimak saja dari pada ikut berperan aktif menghidupkan  kelas dengan bertanya. Tapi lumayanlah! Setidaknya saya tidak bekerja sia-sia walau hanya duduk menjadi penonton dan pendengar pasif di kelas ini. 
Halo..! Adakah di kelas ini yang mengalami 'penderitaan' yang sama dengan saya? JJ Memiliki keinginan besar tapi kesempatan kecil. Haha.., bukan kesempatannya yang kecil, bosku! Tapi ide yang tidak muncul. Sementara peserta lain lebih agresif dan berbakat. Kalah cepat dan terlambat mikir, sudah tidak mengherankan lagi dan sering  saya alami. Ini  saya tahu buruk sekali. Hayo.., semoga tak ada yang demikian.  Saya harap hanya saya sendiri yang mengalaminya. J
Materi kali ini bisa dibilang berat karena peserta dituntut untuk berfikir ilmiah. Ini juga menjadi hal yang sangat penting demi membangun diri menjadi seorang penulis dan menghasilkan sebuah tulisan yang berbobot, bergengsi, dan diminati.
Oh, ya. Kali ini Om Jay sepertinya tidak main-main. "Ada apa, Om? Marah?" Beliau mengunci WA Grup walaupun pembelajaran telah usai. Ia meminta seluruh peserta membuatkan resumenya di blog masing-masing dan mengirimnya ke email pribadinya omjaylabs@yahoo.com.
(Baik, Om Jay. Perintah siap dilaksanakan).
Materi kali ini memang berat seperti kuliah kejar paket. Ya, akhirnya saya harus siap menumpukan perhatian ekstra super untuk bisa mengerti setiap pembahasan.
Tentang materi ‘Dasar Menulis Kata, Kalimat, dan Paragraf’ yang disampaikan oleh narasumber, itu merupakan pengetahuan dasar yang sangat berharga dan penting dikuasai oleh seorang penulis. Bagaimana kita memiliki ide tetapi menyampaikannya belepotan? Tentu maksud dan tujuannya tidak akan dapat tersampaikan secara baik.
Pak Imam Fitri Rahmadi menyampaikan ilmu  tentang ‘Dasar Menulis Kata, Kalimat, dan Paragraf’ secara padat mengingat waktu yang sangat sempit. Beberapa kali ia memaklumkan kepada peserta tentang panjangnya pembahasan materi yang dipertanyakan. Namun beliau tidak berhenti untuk menjawab walaupun singkat. Saya kira beliau adalah seorang yang berdedikasi dan menerima kami sebagai para pembelajar.
Memang tidak gamblang untuk dapat mengingat seluruh materi yang diberikan dalam waktu yang singkat. Tapi semua materi, yang terpenting telah disampaikannya dalam bentuk screenshoot sehingga mudah dibaca. Tinggal jika kita lupa, kita dapat mengulangi membaca kembali dengan men-scrool ke atas dan ke bawah materi yang disampaikannya.
Secara umum, materi yang disampaikan pemateri ini mendapat respon baik dari para peserta. Ini terlihat dari banyaknya pertanyaan yang dikirim peserta ke moderator. Hingga waktu pembelajaran berakhir, pertanyaan terlihat masih banyak. Tapi beruntunglah Pak Imam Fitri Rahmadi, sang Pemateri menyarankan kepada moderator agar  seluruh pertanyaan ditampilkan saja di halaman whatupp untuk dijawabnya satu persatu.  (Apa lagi!) Mr. BamS seperti gembira mendapat perintah dari sang Pemateri. Tugasnya menjadi sedikit ringan dalam mengontrol lalu lalang pembelajaran kelas grup whatupp itu.
Terima kasih, Pak Imam Fitri Rahmadi. Seluruh materi yang telah disampaikan dapat saya cerna dan pahami dengan baik. Selanjutnya, saya akan menerapkannya dalam tulisan-tulisan saya berikutnya.
Oh, ya, ucapan terima kasih juga saya tujukan kepada seluruh kelas. Terutama para teman atau sahabat yang telah memberikan pertanyaannya. Sehingga dapat membuka minda dan menghidupkan suasana kelas.   Oh, ya, satu lagi. Om Jay, salut, Om! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar