Selasa, 27 Oktober 2020

INDRA PERASA DAN PENJILAT

 INDRA PERASA DAN PENJILAT


PENJILAT  : Kita berteman, please! 

PERASA    : Ogah, kamu penjilat. Kutahu dari banyak mulut bahwa penjilat itu tidak baik. 

PENJILAT : Lalu, apa hebatnya kamu tanpa aku?

PERASA   : Aku bisa merasakan pahit dan manis. Lalu mereka memujiku. Katanya  rasa tak pernah bohong. Beda dengan kamu, menjilat tapi penuh kepalsuan.

PENJILAT : Asal kamu tahu, setelah aku menjilat baru kamu bisa merasakan.

PERASA   : Oh, beda, dong. Yang kamu sebut itu si Pencicip. Dia temanku. Dalam jamuan makan, banyak orang yang mempersilahkannya untuk mencicipi hidangan. Lalu akulah yang menikmati cita rasanya. Hmm, belum pernah ada tawaran menjilat hidangan. 

PENJILAT : (????) Kamu Perasa, gak pernah mikir. Apa-apa masalah dibawa ke dalam perasaan. Lalu sedih dan membawa diri. Mana bisa maju kamu? 

PERASA   : Lho, itu bukan aku. Itu perajuk namanya. Hehe... Memang, penjilat bisa maju? 

PENJILAT :  Bisa,dong! Ini… (menjulurkan lidahnya).

PERASA     :  Dasar kamu Penjilat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar