Selasa, 09 Mei 2023

MENULIS TIADA HENTI (BAGIAN 3)


NASIHAT BAGI PENULIS PEMULA
(Tulisan buat menasihati diri sendiri)

Banyak yang lupa bahwa menulis itu mudah, semudah meng-klik tombol-tombol keybord di laptop atau di keypad gawai yang lazim disebut gadget. 

Menulis itu adalah sebuah keterampilan. Jika kita tidak memiliki suatu keterampilan yang kita kuasai, kegiatan menulis dapat menjadi pilihan untuk itu. Ini tentunya bisa menjadi pekerjaan yang menyenangkan. 

Dari terampil menulis, banyak orang yang menjadi sukses. Seseorang bisa jadi penulis ternama dan menghasilkan finansial. Uang ratusan ribu bahkan ratusan juta rupiah dapat diperoleh tanpa harus bekerja keras seperti bekerja yang mengandalkan otot dan tulang empat kerat (kaki dan tangan). 

Bekerja menjadi penulis, tidak perlu harus berpanas-panas demi mendapatkan hasil, baik materi maupun kepuasan batin. Menulis bukan pekerjaan yang terpaksa atau pekerjaan yang berada di bawah tekanan. Tidak ada yang memerintah, selain kita sendiri yang mengaturnya. Kapan dan di mana kita akan menulis, adalah tergantung keinginan kita. 

Lalu sekali lagi, kapan kita akan memulai menulis? Lakukanlah segera! Mulailah menulis dari hal-hal yang kecil yang kita mampu dan kuasai. Tulislah dengan seksama. Bukan asal menulis tanpa menghiraukan konten tulisan. Begitu juga tentang pemilihan diksi, ejaan, dan tata bahasa. 

Periksa tulisan berulang-ulang sebelum dikirimkan atau diposting. Ditimbang-timbang terlebih dahulu dan dirasa-rasakan dengan hati. Apakah isinya sudah tepat, tidak menyinggung, apa lagi menyangkut SARA. 

Begitu pula, apakah tulisan yang dibuat sudah benar dan tidak membingungkan? Kata-kata tertentu memiliki nilai rasa. Ada yang bernilai rasa baik (konotasi positif) dan ada yang berkonotasi negatif. 

Jika ada kata-kata yang memiliki konotasi positif (lebih halus maknanya), mengapa tidak digunakan? Seseorang akan dipandang sebagai penulis yang cermat, teliti, atau sebaliknya, jika ia menyadari keterampilan menulis itu bukan hanya tentang menyampaikan ide atau isi pikiran. Tulisan yang baik dan berkualitas, sebagaimana para penulis yang susah malang melintang, sangat memperhatikan kriteria tulisan yang baik. Output-nya, tulisan itu secara langsung akan mendapat penilaian positif dari banyak orang. Jika tidak, tentu tulisan kita akan kurang mendapat respon. 

Lalu, kita harus bagaimana? Sakit hati atau frustrasikah? Jawabnya tidak dan jangan! Andainya kita belum mampu menguasai banyak hal tentang seluk beluk dan teknik menulis, tetap sajalah menulis sambil terus belajar. Orang-orang yang sukses dalam menulis pasti mengalami beragam kisah dan suka duka. Sampai akhirnya mereka menguasai cara menyajikan tulisannya dengan baik. 

Sering kita dengar, tidak semua orang memiliki bakat dalam menulis. Namun banyak orang memiliki ide sehingga menjadikannya seorang penulis.
 
Nah, dari sekarang marilah kita mulai memperbaiki banyak kekurangan yang ada. Lakukan dengan perlahan! Hal sekecil apa pun yang mampu kita perbaiki, segeralah perbaiki. 

Memang benar, mengubah kebiasaan itu tidak mudah. Tapi setidaknya, jika kita telah memulai dan berkeinginan untuk mencobanya, kita pasti akan bisa melewati perubahan dengan sebaiknya. 

Semoga sukses!
(Hamdani).

Jumat, 23 Desember 2022

PESAN TERBUKA UNTUK DINDA

PESAN TERBUKA UNTUK DINDA

Dinda, maaf, ketika papa tidak memberimu lebih. Papa memang tidak dapat memberimu kemewahan dan kemanjaan yang lebih. Papa hanya percaya bahwa hidupmu adalah tentang bagaimana kamu berjuang. Kamu tentu percaya, bahwa semua sudah digariskan oleh-Nya. Kita hanya menjalaninya, bukan? Namun, jika engkau diberi kesempatan untuk memilih jalan hidup, pilihlah jalan yang menuju kepada kebaikan. Sekalipun engkau akan melewati jalan yang sulit, tetaplah engkau berpikir cermat dan selalu berbaik sangka. Karena jika engkau memikirkan sesuatu yang buruk atau sulit, maka itulah yang engkau dapat.

Jangan engkau mengeluh dan berputus asa. Lalu engkau mengumpat atas apa yang telah engkau peroleh. Mungkin sering engkau mendapat sesuatu yang engkau inginkan tidak sesuai dengan hasratmu. Percayalah, belum tentu baik dalam pandanganmu adalah baik untuk dirimu. Sebagai kasih-Nya Allah, Dia menundanya atau menggantinya dengan yang lain. Atau bahkan tidak sama sekali. Karena Tuhan lebih tahu anugerah apa yang akan diberikan-Nya pada hamba-Nya. 

Saat engkau mendapatkan kesulitan, itu datang dari Allah, sebagaimana Dia mendatangkan kemudahan padamu. Jangan menyalahkan situasi walaupun terasa buruk dalam pandanganmu. Jernihjan hati dan pikiranmu. Bertawakkallah pada-Nya. Lalu berdoa dan berusaha mencari jalan penyelesaian yang baik untuk dilewati. Jangan ragu wahai anakku! Allah akan menolongmu saat engkau bersungguh-sungguh meminta pada-Nya.

Pertama, engkau harus mengerti terlebih dahulu. Jika engkau mendapat kesulitan, bersikaplah tawadduk dan qonaah (rendah hati dan penuh kerelaan). Senantiasa bersyukur menerima pemberian Allah. Buang rasa cemas dalam menghadapi masalah dan terima dengan penuh keiklasan. 

Katakan berulang-ulang pada dirimu bahwa engkau tulus menerima ketentuan Allah. Saat engkau bersyukur menerima setiap kekurangan pemberian Allah, maka Allah berjanji dalam firman-Nya, Dia akan mengangkat menambahkan rejeki dan mengangkat derajat keimananmu. 

“Dan (ingatlah juga), tatkala Rabbmu memaklumkan; 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih'.” (QS. Ibrahim: 7). 

Apa yang harus engkau lakukan jika kesulitan datang bertubi-tubi menderamu? Jangan mengeluh! Datanglah pada-Nya untuk memohon pertolongan. Berkomunikasilah dengan-Nya! Mintalah padanya kekuatan hatimu, kekuatan pikiranmu serta kekuatan tenagamu untuk dapat menyelesaikan masalah yang engkau hadapi. Sekali lagi papa pesankan, teruslah berdoa dengan kesungguhan hati. Niscaya Allah akan mengabulkan setiap permintaan hamba-Nya. 

“Dan Rabbmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina“. (QS. Ghafir: 60)

Anakku, mari sejenak kita merunut kembali ke masa sebelumnya! Ingatkah saat kecil dulu? Waktu itu engkau tertatih-tatih berjalan. Jatuh bangun namun engkau tetap gigih berusaha demi sebuah keinginan yang besar. 

Begitu banyaknya aral dan rintangan yang telah engkau hadapi, engkau lupa bahwa sesungguhnya engkau adalah seorang pejuang yang kuat untuk dirimu sendiri. Melawan kekerdilan jiwamu kala itu. Mungkin engkau tidak akan berdiri di sini sebagai seorang yang tangguh, apabila engkau tidak memiliki tekad yang kuat saat itu. 

Anakku, sadarlah dan jangan lupa! Bahwa di balik semua pengorbanan yang engkau lakukan, ada kekuatan yang maha besar, yaitu pertolongan yang datang dari Allah untukmu. Allah yang Maha Baik dan Maha Penolong, Dia melerai dan melepaskan kesulitanmu satu demi satu. Begitulah cara Allah melatih jiwamu untuk menjadi kuat. Kini, janganlah sekali-kali engkau melupakan hal itu, lalu menyombongkan diri pada-Nya. Semoga apa yang engkau peroleh dapat bernilai keberkahan dari Allah. Ingat, ya! Apa yang engkau tanam hari ini, akan membuahkan hasil yang bermanfaat bagi lingkungan dan orang-orang di sekitarmu di masa mendatang.

Papa dan mama tetap men-support-mu dalam jaga dan tidur kami. Sambil tetap berdoa demi mengharapkan pertolongan-dari-Nya. Janganlah lupa kepada mereka yang telah banyak membantumu. Hargailah mereka dan teruslah berbuat baik.

Sekarang dan untuk hari-hari nanti dan mendatang, teruslah fokus ke satu titik. Yaitu mencari keridhaan Ilahi. Gapailah masa depan yang lebih cemerlang. Ingat! Masa depanmu masih panjang. Masa depanmu akan kamu tentukan dan dimulai dari hari sekarang, detik sekarang. Kesuksesanmu bukan hanya tentang angan-angan atau hayalanmu. Seperti menggantang, asap, engkau akan sia-sia dan tidak akan memperoleh manfaatnya. 

*Ingat"*
Kesuksesan adalah gerak langkah majumu melawan kemalasanmu sendiri.

Terakhir, masih ingatkah? Saat engkau dulu ke luar dari satu lorong waktumu yang penuh liku (yaitu menghadapi masa-masa yang penuh tantangan dan kesulitan). Belum lagi berakhir, ternyata di hadapanmu telah terbentang lebar pula, akan lorong waktu lainnya yang mungkin akan jauh lebih panjang berbelit-belit dan sulit. Namun hebatnya dirimu, engkau tidak merasa khawatir lagi. Sekalipun itu sulit yang menghadang, bagimu hanya kerikil kecil yang mewarnai perjalanan hidupmu. Itu tidak akan membuatmu putus asa. Karena engkau percaya bahwa engkau mampu. 

Sadarlah, anakku! Setiap lorong waktu itu memiliki cabaran dan tantangannya sendiri. Namun sekali nasihatku, engkau jangan khawatir. Karena setiap kali engkau diberi kesulitan oleh-Nya, di situlah Allah membukakan jalan kemudahan untukmu ke luar dari persoalan yang sedang engkau hadapi. Percayalah, engkau adalah seorang yang hebat dan tangguh yang bisa menghadapi kesulitan. 

Terakhir pesan papa, "Hidup ini adalah tentang bagaimana menyelesaikan setiap masalah yang datang, bukan tentang menghitung masalah yang datang dan membebani dirimu. Hadapi dan jangan menyerah sebelum berjuang.

Wassalamu'alaikum.
Papa Hamdani.

Papa ucapkan, Congratulation! Selamat meraih degree S1 (Sarjana Pendidikan Bahasa Inggris) di Universitas Umrah. Tahun 2022, Semoga berkah segala ilmu yang di dapat dan bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga, dan orang banyak serta lingkungan. Aamiin Yaa Rabbal 'Aalamiin!

Jumat, 05 November 2021

MEMAKNAI PENDIDIKAN KARAKTER DI TENGAH HILANGNYA JATI DIRI BANGSA


MEMAKNAI PENDIDIKAN KARAKTER
DI TENGAH HILANGNYA JATI DIRI BANGSA

BAGIAN 1:

(Belajar memperbaiki kesalahan dari petuah-petuah lama)

BERBUAT BAIK BERPADA-PADA,
BERBUAT JAHAT JANGAN SEKALI.

"Berbuat baik berpada-pada, berbuat jahat jangan sekali". Peribahasa lama ini sudah jarang kita mendengarnya, seiring dengan berubahnya peradaban dan arus negatif dari globalisasi. Banyak orang menyebut bahwa sekarang adalah peradaban modern. Tapi malang, banyak hal positif dari masa sebelumnya turut ditinggalkan. Segala hal yang terkait ketertinggalan mereka sebut kuno, lama atau jadul (jaman dulu). Sungguh disayangkan, banyak orang akhirnya tidak memperdulikan kebermanfaatan dari sebuah pengajaran lama melalui peribahasa.

Sebagai guru di sekolah, saya dapat menilai bahwa fungsi peribahasa sebagai nasihat sudah tidak lagi dipentingkan. Bertambah malang, tidak banyak lagi yang mampu mengulang peribahasa itu, baik dari kalangan sebagian guru, apalagi siswa secara umum. Sementara pada kurikulum sebelum ini, peribahasa bukan hanya sebagai materi ajar di sekolah, namun banyak digunakan dalam percakapan formal dan nonformal.

Apa yang terlihat saat ini, ketika peribahasa atau kalimat berkias tidak lagi digunakan? Ternyata banyak orang yang berbicara lugas (secara terang-terangan), sehingga terdengar sangat tidak berpatutan. Mereka mengabaikan rasa segan silu dalam berucap dan bertingkah laku. Kesadaran untuk mengedepankan keluhuran budi pekerti mulai menipis. Ini pada akhirnya akan melahirkan generasi-generasi tidak mau perduli (acuh tidak acuh, keras, dan suka membangkang. Kita sedang merindukan kesantunan itu sebagai ciri khas adat ketimuran di negeri ini.

Lihat lagi apa yang terjadi saat ini! Adakah kita semua tidak merasakan bahwa komunikasi yang terjalin antara guru dan siswa kita ada yang salah? Siswa tidak santun, bicara dengan meninggikan suara terhadap guru, membuang muka saat dinasihati, atau memintas (menyela) perkataan guru dengan kasar. 

Apakah yang telah hilang di tengah-tengah kita saat kita berramai-ramai berkeinginan melakukan pendidikan anak yang berkarakter? 

Bersambung ...

Rabu, 27 Oktober 2021

PEMBERIAN BERBUAH KEBAIKAN

Masya Allah... Baru saya menyadari ada sesuatu yang mengalir jadi pahala bagi sang pemilik (mushaf) Alqur'an yang saya baca ini. Semulanya, saya tidak mengira iklan media sosial tentang beramal melalui bagi-bagi Alquran ternyata sangat berarti. 

Bagaimana tidak, setiap saya memegang Alquran yang sudah lama dan terlihat lusuh ini, lalu membacanya lembar demi lembar secara berulang-ulang, ada pahala yang menyicil untuk seseorang yang meninggalkan Alquran di tangan saya. 

Saya menjadi sangat yakin dengan seseorang yang setelah sekian lama tidak saya temui itu, atau mungkin orang itu sendiri telah lupa pernah meninggalkan Alquran di suatu tempat untuk dibagikan. Atau mungkin pula ia tengah kehilangan Alquran miliknya. Kini orang itu mendapatkan kebaikan (pahala) dari Allah. Pahala yang diperolehnya, yang tidak akan pernah berkurang selama mushaf Alquran ini masih terus dibaca. 

Allah SWT berfirman:

مَّن ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيرَةً ۚ وَاللَّهُ يَقْبِضُ وَيَبْسُطُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ

“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipatgandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.” 
(Surat Al-Baqarah ayat 245)

Sedikit pun pahala memberi infak dan sedekah Alquran ini tidak mengurangi pahala bagi orang yang membacanya. Kini saya menyadari, menginfakkan Alquran atau yang seumpama dengannya termasuk amal perbuatan baik yang tidak pernah berhenti mengalir pahalanya. 

----

Mari berinfak dan sedekah. Semoga Allah mengganjar dengan pahala yang berlimpah. Aamiin!

Rabu, 22 September 2021

MENGEJAWANTAH PIKIRAN SANG GURU PUISI MULTIMEDIA, ASRIZAL NUR

MENGEJAWANTAH PIKIRAN SANG GURU PUISI MULTIMEDIA, ASRIZAL NUR


Pesan dalam Puisi
(Bagian 1)

Foto Ilustrasi : Asrizal Nur

Puisi itu memiliki pesan atau amanat. Pesan dapat bermakna harfiah (sebenarnya) atau yang bermakna tersirat. Makna tersirat, makna lain atau makna tersembunyi. Puisi yang di dalamnya penuh makna tersirat, terasa dan terdengar lebih kuat dan bahkan dapat membuka cakrawala berpikir yang luas.

Jika puisi itu adalah luahan perasaan, jawabannya, YES. Namun, tidak berhenti hanya meluahkan perasaan, mari kita mengubah pola dari meluahkan apa adanya menjadi ada apanya. Lalu menuangkannya dalam tulisan dan puisi. 

Jika saya menulis puisi hanya tentang diriku, tentang emosi kemarahanku, atau tentang rasa bahagiaku, saya justru tidak akan bisa berharap agar orang lain sepenuhnya menyukai pikiran yang terdapat dalam tulisan puisi saya. Karena dalam banyak situasi, seseorang lebih menyukai pikirannya sendiri untuk ditonjolkannya.

Foto Ilustrasi : Asrizal Nur

Puisi itu untuk dinikmati oleh pembaca dan pendengarnya. Bukan untuk dinikmati sendiri. Lalu buatlah puisi itu untuk bisa dinikmati orang lain. Maksudnya, puisi tidak semata-mata luahan jiwa, namun di dalam puisi lebih banyak mengandung pesan yang ingin disampaikan. 

Pesan itu, ruhnya puisi. Pesan dalam puisi juga sebagai nutrisi yang berfungsi memberi tenaga pada puisi. Sehingga pesan dalam puisi akan memberikan kekuatan yang membangun sebuah puisi. Sebaliknya puisi yang minim pesan akan terasa hambar di lidah, terdengar sumbang di telinga. 

Foto Ilustrasi : Asrizal Nur

Pikirkanlah pesan sebuah puisi sebelum menulis. Atau boleh juga bersambil pada saat dimulainya menulis. Ketika kita memulai memunculkan ide dari apa yang kita lihat dan pikirkan, ketika itulah kita mulai mencari dan mendapatkan ide. Batu, pasir, kerikil, gunung, dan pohon itu semua dapat dijadikan sumber ide yang akan melahirkan pesan (amanat).

Apa sajakah pesan yang bisa disampaikan dalam puisi? Ada banyak sekali pesan atau amanat yang bisa disampaikan dalam puisi.  Pesan atau amanat puisi bisa pesan kemanusiaan, pesan politik, pesan moral, dan sebagainya. Untuk membahas tentang penggolongan pesan/amanat puisi, akan menjadi sub topik pada pembahasan lain.

Foto Ilustrasi : Asrizal Nur

Setiap kata, diksi, atau kalimat yang dihasilkan dari pikiran kita, hendaklah kita olah berulang-ulang agar menghasilkan sebuah kata bermakna yang bukan kata itu sendiri. Masih adakah kata-kata(diksi) atau kalimat yang maknanya lebih dalam, maka pilihlah itu! Rasakan perbedaan maknanya, sambil tetap fokus pada tujuan mencari makna tersembunyi dari kata, diksi, atau kalimat tersebut.

Tidak perlu menjadi orang yang mahir hanya demi mengolah sebuah kata untuk menjadikannya lebih bermakna. Batu, pasir, kerikil, gunung, dan pohon misalnya bisa memiliki makna yang berbeda dari maksud awalnya. Batu, membatu bisa berarti kekerasan jiwa, kekuatan hati, kebekuan hati. Kerikil dapat pula berarti sandungan dalam kehidupan. 

Foto Ilustrasi : Asrizal Nur

Asyik sekali jika kita dapat menemukan makna turunan dari sebuah kata. Tanpa bertujuan untuk mengatakan hal yang sebenarnya dari kata itu. Ingat dalam puisi yang kita tulis, kita mencoba untuk menggiring pikiran kita, mengungkapkan sesuatu yang berbeda dari maksud sebenarnya. 

Begitu juga saat seseorang membaca puisi yang kita tulis. Ia akan memberikan apresiasi dan penilaian yang beragam sesuai yang dipahaminya. Semakin banyak pembaca dan pendengar memberikan apesiasi terhadap sebuah puisi karya kita, akan semakin baik pula kita memahami sisi kekurangan dan kelebihan kita. 

Di sebalik semua itu, yang pasti puisi yang kita tulis itu, jika belum dapat memenuhi rasa pada setiap orang, sekurangnya telah membuat kita mencoba mengasah kemampuan. Setidaknya pula, kita telah memiliki koleksi pikiran kita sebagai penanda kita pernah berada di masa tertentu dan tercatat sebagai penulis atau pengarang.

Dalam mengungkapkan perasaan, kita dapat mengolah kata-kata lewat apa yang kita lihat di alam atau pun benda-benda mati. Misalnya lewat batu, pasir, kerikil, gunung, atau pohon. 

Foto Ilustrasi : Asrizal Nur

Teruslah bicara tentang benda-benda mati tersebut. Misalnya pada kalimat "Membatu kerinduanku pada segara kasih-Mu,  Diam membisu menatap derai yang melebur pantai-Mu." Baris kalimat ini bisa saja ditanggapi beragam oleh pembacanya. Tetapi barangkali pengarang ingin menyatakan kegundahan hatinya tanpa ingin menyebutkan secara polos bahwa ia sedang gundah atau bersedih. 

Pengarang tidak menggunakan kata gundah dan sedih, namun kalimat puisi itu sudah menggambarkan kegundahan dan kesedihannya. Nah, yang demikian itulah yang dikenal sebagai makna tersembunyi yang akan menjadi pesan tersirat dalam puisi.

Bahasa Indonesia ini kaya akan kata dan makna. Jika kita menemukan kata yang lebih bermakna dari kata yang kita tulis semula, kenapa tidak kita ganti saja? Teruslah lakukan sampai kita meyakini tidak ada celah yang dapat meruntuhkan bangunan puisi kita.

Puisi yang sarat pesan, tidak hanya akan membuat pembaca atau pendengar terkagum-kagum. Mereka akan memberi apresiasi lewat ucapan dan komentar yang dapat menguatkan bagi penulis puisi. Hal ini tentu akan menjadi masukan berharga baginya. Sama ada masukan itu berbentuk kritikan atau saran, yang pasti hal itu akan sangat bermanfaat bagi kita dalam belajar mengukir kemampuan berpuisi.

Kini perpuisian Indonesia telah berevolusi dengan pembaruan-pembaruan. Sehingga muncul penyair-penyair baru dan tatanan baru yang lebih luwes dalam mengeksporasikan puisi. 

Para penyair tampaknya tidak lagi harus terperangkap dengan gaya-gaya lama yang terkesan membosankan. Kita bisa belajar dari Bang Asnur?  Saya merasakan kebaikan dan mendapat banyak pencerahan. 

Di sini, kita tidak saja bisa menggali ilmu dari apa yang dilakukan oleh para pembelajar, tetapi kita dibimbing oleh ahlinya. Terutama sang Motivator, Bang Asrizal Nur yang ramah. Izinkan saya menyebut beliau sebagai sang Inspirator.

Saat kita menayangkan puisi hasil karya kita,atau mencoba unjuk kebolehan dengan berdeklamasikan puisi, kita akan sangat mengharapkan apresiasi dari banyak orang. Apresiasi yang memberikan nafas pada tulisan kita.

Apresiasi dari pembaca dan pendengar itu adalah wujud dari sebuah perhatian. Setiap orang pun memiliki kemampuan yang berbeda dalam memberikan apresiasi. Tergantung bagaimana mereka memahami atau memaknai isi puisi yang dibaca atau didengarnya. 

Bukan masalah dengan apresiasi atau kritikan yang beragam. Pada akhirnya, semua bisa menjadi sangat berarti untuk perbaikan dan demi kemajuan kita. Jangan pesimis jika mendapat kritikan atau bahkan bila seandainya tidak ada yang mengomentari. Optimis saja, berpikiran positif saja. Katakan dalam diri bahwa aku menulis bukan untuk berharap pujian. 

Setiap kata dalam puisi dipilih dari kata-kata yang mudah dicerna maknanya. Koherensi antara larik serta bait yang saling mengikat. Tidak mengambang atau terdengar berbunyi sumbang. 

Begitulah seni dalam puisi. Kata-kata/ diksi dalam puisi memiliki makna yang bukan kata itu sendiri. Begitu pula yang dimaksudkan oleh Bang Asnur. Kita bisa mengasosiasikan kucing sebagai penguasa, tikus sebagai koruptor. Atau kemarau sebagai kesulitan dan mendung sebagai kedukaan. Jika satu langkah ini kita mampu memahaminya, sudah tentu kita akan dapat melangkah lebih baik lagi ke depannya. 

Tetap semangat menimba ilmu selagi kesempatan masih terbuka.

Salam literasi.
Hamdani



Selasa, 02 Februari 2021

TUHAN BERI AKU WAKTU

TUHAN BERI AKU WAKTU

Tuhan 
Jika kebahagiaan
Adalah harta berlimpah
Berilah aku bumi, langit juga

Tuhan
Jika kebahagiaan 
Adalah jabatan yang tinggi
Jadikan aku penguasa di dunia

Tuhan
Jika kebahagiaan
Adalah paras yang indah
Berikan aku kekasih yang jelita 

Tuhan
Jika kebahagiaan
Adalah kematian diri
Jangan cabut dulu nyawaku.

Tuhan 
Aku belum siap
Ada dosa yang  membelenggu 
Menghalangi jalanku menuju rahmat-Mu

Karimun-Kepri, 010221

Minggu, 31 Januari 2021

 Tuhan

Jika kebahagiaan
Adalah harta berlimpah
Berilah aku bumi, langit juga

Tuhan
Jika kebahagiaan
Adalah jabatan yang tinggi
Jadikan aku penguasa di dunia

Tuhan
Jika kebahagiaan
Adalah paras yang indah
Berikan aku kekasih yang rupawan

Tuhan
Jika kebahagiaan
Adalah kematian diri
Jangan cabut dulu nyawaku.

Tuhan
Aku malu
Ada dosa yang membelenggu
Menghalangi jalanku menuju rahmat-Mu